Beberapa saat kemudian, terlihat ketiga anak kecil itu berlari ke arah Ning Mojian sambil bermain. Saat ini, setiap anak membawa sebuah kue di tangannya, di wajah mereka terpancar kebahagiaan. "Kakak, ini sisa uangnya." kata salah satu anak kecil itu sambil memberikan sisa uang kepada Ning Mojian, "Kita kembalikan ke kakak." kata yang lainnya.
"Kenapa tidak kalian ambil saja?" tanya Ning Mojian sambil terheran, karena masih ada orang yang bisa mengembalikkan uang yang sudah diberikan.
"Kami melihatmu seperti orang yang tidak memiliki banyak uang, kakak pasti memberi kami uang karena membutuhkan bantuan kami, tapi kami sudah membeli kue-kue ini, jadi sisa uangnya kita kembalikan saja pada kakak." kata anak kecil itu menjelaskan.
Mendengar penjelasan itu, membuat sudut bibir Ning Mojian terangkat, lalu dia berpikir kalau ternyata warga di kota ini masih sangat polos dan baik, tidak seperti orang-orang di Kota Jing yang sering banyak menipu. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, lalu hanya memasukkan sisa uang itu ke dalam kantongnya.
"Ayo jalan, kami akan menunjukan kepadamu dimana bunga hitam itu berada." kata anak kecil yang botak itu, lalu dia menunjuk sebuah gang di depan mereka, "Jauh di depan sana juga ada satu." katanya.
Ning Mojian hanya menganggukkan kepalanya, lalu membayar teh yang sudah di minumnya, kemudian berdiri, dan pergi dengan ketiga anak kecil itu.
"Kakak, kenapa kamu mau mencari bunga hitam itu?" kata salah satu anak kecil itu bertanya, "Ayah dan ibuku berkata bahwa bunga hitam itu bukan bunga biasa, jadi mereka menyuruhku untuk menjauhinya." lanjutnya.
"Iya, karena bunga itu bukan bunga biasa, maka dari itu aku akan memusnahkannya." kata Ning Mojian menjawab anak kecil itu, "Dengan begitu, semua orang di tahun ini tidak akan mendapat kesialan!" katanya melanjutkan.
"Wow, hebat sekali!" kata anak-anak itu sambil bertepuk tangan dengan senang setelah mendengarnya, tidak terasa bahwa mereka sudah sampai ke tempat tujuan.
"Kak, Bunganya ada di pohon itu."kata salah satu anak kecil itu sambil menunjuk ke pohon, "Di ranting pohon itu." katanya menerangkan.
Ning Mojian melihat ke arah yang ditunjuk oleh anak kecil itu, Bunga itu tumbuh di sebuah pohon besar tua, kenapa tampak aneh sekali! batinnya. "Kalian menjauhlah dari sini." perintahnya kemudian.
Ketiga anak kecil itu berlari beberapa langkah setelah mendengar perintah Ning Mojian, lalu mereka berdiri di tempat yang cukup jauh darinya, tapi masih bisa melihatnya dari kejauhan. Ketiga anak kecil itu sebenarnya penasaran dengan apa yang akan terjadi. Mereka juga penasaran, bagaimana cara Ning Mojian akan memusnahkan bunga itu.
Ning Mojian melihat ke arah ketiga anak kecil itu, ingin memastikan bahwa mereka sudah berdiri jauh ke tempat yang lebih aman, lalu dia menoleh ke arah bunga hitam itu lagi. Karena merasa tinggi tubuhnya tidak cukup untuk menebas pohon itu, kemudian dia mengambil sebuah gundukan batu yang cukup besar, lalu meletakkannya di samping pohon. Ning Mojian menaikinya, lalu berdiri di atas batu tersebut, kemudian dengan segera mengayunkan sabitnya untuk menebas bunga hitam itu.
Ning Mojian tidak tahu, apakah bunga hitam yang satu dengan yang lainnya memiliki suatu hubungan. Tapi bunga hitam yang itu seperti tidak diam begitu saja, ketika melihat seseorang akan memusnahkannya. Sebelum Ning Mojian menebas bunga itu, tiba-tiba dia mengeluarkan tumbuhan rambat hijau dari tengah bunga, dan langsung menyerang ke arahnya.
Ning Mojian terkejut, dengan segera dia langsung mengayun-ayunkan sabit yang ada di tangannya untuk menebasi tumbuhan rambat yang saat itu sedang menyerangnya, menjadi terpotong-potong. Tapi sayangnya, bunga hitam itu semakin lama semakin banyak mengeluarkan tanaman rambat. Namun, yang paling mengerikan adalah potongan-potongan tumbuhan rambat yang ada di tanah. Saat itu mereka langsung menyatu lagi dan kembali hidup. Kemudian, mereka merambati tubuh Ning Mojian, dan membuatnya tampak sangat menakutkan.
"Hiyaaaa!!!" teriak ketiga anak kecil itu, terdengar suara mereka dari belakang Ning Mojian.
Ning Mojian langsung menoleh dan melihat ke belakang, lalu tumbuhan rambat yang merambati tubuhnya tiba-tiba berjalan merambat ke arah tiga anak kecil itu. Kemudian, melingkari kaki salah satu anak kecil itu, membuatnya langsung berteriak kesakitan. Ning Mojian bergegas melompat dari batu, dengan segera dia berlari ke arah anak kecil itu, dan langsung mendorong kedua anak kecil lainnya yang belum diserang oleh tumbuhan rambat itu untuk pergi.
"Lari! cepat!" teriak Ning Mojian.
Dua anak kecil yang masih diam tiba-tiba langsung terkejut, setelah sadar dari keterkejutannya karena mendengar teriakan Ning Mojian, mereka pun langsung berlari menjauh dari tempat itu. Ning Mojian menoleh, dia langsung mengulurkan satu tangannya untuk memegang tumbuhan rambat yang merambati salah satu anak kecil itu. Sedangkan tangan yang lainnya, mengayunkan sabit untuk menebas tumbuhan rambat itu.
Setelah itu, Ning Mojian langsung memeluk anak itu sambil berlari dan berusaha untuk melarikan diri. Tapi sayangnya, tumbuhan rambat itu merambat ke depannya dan langsung menutup jalannya. Seakan-akan tumbuhan rambat itu ingin mengurung mereka sampai mati.
Ning Mojian melihat ke arah tumbuhan rambat yang berwarna hijau itu, lalu dia merasa aneh. Karena, tumbuhan rambat itu hanya diam dan tidak menyerangnya, seakan-akan mereka sedang menunggu perintah seseorang untuk menyerang...