Sepanjang perjalanan menuju ke kuburan, Xia Qianyang memperhatikan wajahku yang cemberut. Ia mencoba untuk menghiburku, bahkan ia memanggilku dengan sebutan Kak, tetapi aku tetap tidak menganggapnya sambil berpura-pura tidak mendengar.
Anak ini sangat menyebalkan. Bagaimana bisa ia memiliki ide untuk berkencan di kuburan. Aku hanya bisa berharap tidak terjadi apapun di luar sini.
Benar saja, seperti yang dikatakan Xia Qianyang, kuburan di belakang gunung sangat dekat dengan tempat kami tinggal. Aku bahkan baru menyadari kalau selama ini kami tinggal begitu dekat dengan kuburan. Tidak sampai lima menit berjalan, kami sudah tiba di sana.
Malam terasa begitu mencekam. Cahaya bulan yang suram menjadi satu-satunya penerangan sepanjang perjalanan. Tidak ada penerangan sama sekali di kuburan, hanya ada cahaya yang berpendar dari kejauhan.
Aku tidak berani melihat sekitar. Sambil menunduk aku terus berpegangan pada lengan baju Xia Qianyang dan mendesaknya, "Dia belum datang?"
Xia Qianyang menatap layar ponselnya dan terlihat sedang bertukar pesan dengan Xiaoling, "Dia bilang akan datang. Dia meminta kita menunggu sebentar."
"Kalian benar-benar pasangan yang luar biasa, bisa-bisanya memutuskan untuk bertemu di tempat seperti ini!"
"Dia berkata padaku bahwa dia belum pernah datang ke pemakaman di desa ini dan berniat untuk melihatnya. Dia ingin mengetahui perbedaan pemakanan yang ada di desa dan di kota." Lalu Xia Qianyang menggaruk kepalanya dan berkata kepada dirinya sendiri, "Jika dipikir-pikir aneh juga. Pagi ini dia tidak datang ke acara pemakaman, bahkan keluarganya pun tidak ada yang hadir. Lalu bagaimana bisa aku memilih malam hari untuk mengajaknya bertemu di tempat ini?"
Aku menggelengkan kepala. Kelihatannya Xiaoling adalah seorang gadis kota yang manja dan berasal dari keluarga kaya. Entahlah, aku tidak bisa berasumsi. Aku juga tidak terlalu menyukai gadis itu.
Tiba-tiba, ponsel Xia Qianyang berdering, itu adalah sebuah panggilan video WeChat. Nada deringnya sangat nyaring di bawah malam yang tenang dan sunyi, membuatku terkejut sampai hampir terjatuh ke tanah.
Itu adalah panggilan video dari Xiaoling.
Aku memegang dadaku seolah menahan jantungku agar tidak meloncat keluar. Aku melayangkan sindiran kepada Xia Qianyang, "Dia tidak akan memberitahumu kalau ia sedang makan semangka dan duduk di atas kuburan kan?"
Xia Qianyang hanya melirikku sekilas dan memencet tombol terima di layar.
Kemudian video terhubung.
Aku menilik layar ponsel Xia Qianyang. Gelap gulita, tidak ada sosok Xiaoling sama sekali.
Xia Qianyang mengguncang ponselnya, berpikir bahwa ada masalah dengan sinyalnya. "Xiaoling, aku dan kakakku telah tiba di sini. Apakah kamu sudah sampai?"
Masih tak ada suara, gelap, dan tidak ada gambar apapun.
Tiba-tiba aku merasakan firasat buruk dan ketakutan langsung menjalar di seluruh tubuhku.
"Matikan videonya!" Aku mengambil ponsel Xia Qianyang dan berniat memutuskan sambungan.
Tetapi terlambat, layar yang tadinya gelap tiba-tiba berubah.
Dari ponsel itu terdengar suara statis seperti mengalami gangguan sinyal, beberapa kepingan titik-titik putih berkedip di layar.
Detik berikutnya, nampak rambut hitam panjang muncul dari layar ponsel Xia Qianyang.
Aku menjerit dan hampir saja membuang ponsel Xia Qianyang.
Rambut hitam panjangnya berayun dan suara lemah terdengar di sana, "Kalian sedang mencariku?"
Xia Qianyang juga ketakutan. Begitu ia melihat layar ponselnya berubah, ia langsung menutup kedua matanya, "Ini, ini suara Xiaoling."
"Pesonamu terlalu kuat, bahkan hantu perempuan pun juga terpikat!" Aku merasakan ponsel di tanganku memanas.
Xia Qianyang lalu merebut ponselnya sambil tertawa tegang dan berkata, "Xiaoling, jangan bermain-main seperti ini. Cepatlah datang!"
"Aku ada dibelakang kalian..."
Aku terperangah mendengar kata-kata terakhir Xiaoling. Detik berikutnya layar ponselnya benar-benar hitam dan menandakan panggilannya sudah berakhir.
Aku dan Xia Qianyang menoleh ke belakang.
Aku melihat bayangan hitam dengan rambut panjang sedang berdiri dan menatap ke arah kami.
Aku dan Xia Qianyang berteriak bersamaan.
Kali ini, bukan hanya aku yang bisa melihat hantu itu, tetapi Xia Qianyang juga dapat melihatnya.
Saat bayangan hitam itu melihat kami ketakutan, ia menyeringai dan memberikan tatapan mengejek.
Xia Qianyang menggelengkan kepalanya dengan perasaan ngeri. "Itu adalah suara tawa Xiaoling. Bagaimana bisa dia menjadi hantu perempuan?"
"Cepat lari!" Aku menarik Xia Qianyang dan berlari dengan langkah besar-besar.
Tadi malam aku masih melihat Xiaoling bercakap-cakap dengan Xia Qianyang dalam wujud manusia. Tidak mungkin tiba-tiba ia berubah menjadi hantu.
Kecuali, ia sudah mati.
Tapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal semacam ini. Hantu di belakang sepertinya mengejar kami dan ia bergerak jauh lebih cepat dibandingkan kami. Ia menjerit dengan suaranya yang melengking. Mendengar suaranya saja membuatku merinding ketakutan.
Aku melihat ke belakang dan menemukan hantu itu melayang di udara. Rambut panjangnya menjuntai menutupi wajahnya. Menurutku itu lebih baik daripada aku harus melihat wajahnya yang mengerikan.
Tiba-tiba aku terjatuh seperti didorong oleh kekuatan yang tak terlihat. Saat melihat ke samping, ternyata Xia Qianyang juga terjatuh ke tanah. Rupanya hantu itu sedang menyerang kami.
Ia terbang di depanku dan menghalangi aku dan Xia Qianyang untuk pergi.
Aku baru menyadari bahwa bukan rambut yang menutupi wajahnya, tetapi ia tidak memiliki wajah sama sekali.
Tempat yang seharusnya menjadi wajah, semua dipenuhi oleh rambut. Sangat mengherankan.
Tidak seperti hantu perempuan kulit putih yang aku temui terakhir kali, hantu perempuan tanpa wajah ini tampaknya lebih kuat. Setelah didorong olehnya, aku tidak mampu untuk menyerangnya balik.
Hantu perempuan itu perlahan-lahan mendekatiku dan berteriak dengan penuh kebencian, "Aku akan membunuhmu!"
Aku bertanya dengan spontan, "Mengapa kamu ingin membunuhku?"
"Kamu harus mati! Hanya karena kamu selamat tadi malam, sekarang aku yang berubah menjadi hantu!"
Walaupun hantu perempuan itu tidak memiliki wajah, tetapi aku dapat merasakan dengan jelas ia sedang menatapku dengan pandangan mematikan saat ini.
Tiba-tiba rambut hantu perempuan itu melayang dengan cepat dan melilit leherku.