Di bawah malam yang gelap, aku tidak bisa melihat di mana mereka terjatuh.
Tidak ada suara lain yang terdengar, hanya ada rintikan hujan dalam gelap.
Aku merasakan keputusasaan yang belum pernah aku alami sebelumnya. Mereka belum… Aku menggelengkan kepalaku dan berkata kepada diriku sendiri bahwa aku tidak boleh dan tidak akan memikirkan hal yang buruk.
Tiba-tiba dari jauh terdengar deru mesin mendekat, sepertinya ada mobil yang melaju ke arahku.
Secara spontan aku menutup mataku. Aku bisa mendengarkan mobil yang diparkir tidak jauh dari tempatku berbaring. Kemudian aku merasa sekitarku bertambah terang. Kelihatannya beberapa orang turun dari mobil, menyalakan senter, dan berjalan di sekitarku.
Aku tidak tahu siapa yang akan datang dan aku juga tidak berani meminta bantuan. Aku hanya menutup mata dan pura-pura tidak sadar.
Aku mendengar salah satu dari mereka berteriak, "Aku menemukan satu di sini."
"Yang mana?"
"Pria muda yang bernama Xia."
Xia Qianyang! Aku tahu yang mereka maksud adalah Xia Qianyang.
"Lihat apakah nafasnya masih ada?"
Seluruh tubuhku menjadi tegang, takut akan mendengar jawaban yang mengerikan.
Namun kenyataannya, jawaban kejam itu yang terdengar di telingaku.
"Sudah tidak ada."
Aku menghembuskan nafas dengan keras. Hatiku rasanya sangat hancur dan tanpa sadar air mataku menetes.
Aku tidak percaya, bagaimana bisa Xia Qianyang mati dengan begitu mudah? Bagaimana bisa!
Tiba-tiba aku merasakan tendangan di lenganku, tetapi aku menahan diri untuk tidak berteriak.
"Satu lagi ditemukan di sini, gadis kecil itu"
Kemudian, sebuah tangan besar yang kasar memeriksa nafasku. Ia lalu berteriak kepada yang lain, "Gadis kecil ini tampaknya masih bernafas, apakah ingin diselamatkan?"
"Apa yang mau diselamatkan!" Sebuah suara membentak dengan sengit.
Aku bisa mendengar kalau itu adalah suara kepala desa.
"Aku tidak peduli dia hidup atau mati, jika dikubur nanti, akhirnya dia akan mati juga."
"Benar! Satu orang lagi maka semakin banyak pula keuntungan kita !"
"Terus cari anggota keluarga yang lain, mereka semua ada empat orang. Bawa pulang semuanya! Pergi hubungi keluarganya yang ada di kota dan biarkan mereka datang untuk mengubur anggota keluarga mereka ini.'"
"Hei hei. Biaya pemakaman empat orang ini akan cukup untuk makan selama setengah tahun."
"Benar. Jangan lupa untuk mencari barang-barang berharga yang ada pada mereka, jangan sampai barang itu ikut terkubur di tanah. Keluarga ini adalah keluarga kaya di kota, pasti mereka memiliki banyak barang berharga."
Setelah itu, ada tangan menjijikkan yang membolak-balik saku celanaku.
Aku hanya bisa terbaring di tanah. Aku merasa hawa dingin yang tercipta dari desa ini lebih mengerikan daripada hawa dingin yang ada pada hantu perempuan itu.
Aku menyadari sesuatu. Sekarang aku mengerti mengapa hantu perempuan itu mengatakan bahwa ia diperintahkan untuk membunuhku.
Hantu perempuan itu pasti juga merupakan korban mati di desa ini. Aku tidak bisa menilai apakah ia orang asing atau penduduk desa, tetapi ia pasti telah dimakamkan di kuburan itu. Bisa dipastikan bahwa hantu-hantu menakutkan yang aku lihat di desa semuanya berasal dari kuburan itu.
Desa ini memanfaatkan biaya pemakaman sebagai sumber pendapatan. Semakin banyak orang yang di kubur di desa ini, maka semakin banyak pula penghasilan yang mereka dapatkan.
Namun, karena jumlah penduduk desa yang meninggal setiap tahun hanya sedikit, mereka tidak dapat meningkatkan pendapatan di desa itu. Mereka memanfaatkan orang asing yang datang ke pemakaman keluarga mereka yang ada di desa ini.
Ya, kepala desa memimpin penduduk desa yang miskin ini untuk melakukan segala cara mempertahankan orang asing seperti kami, kemudian diam-diam melepaskan hantu-hantu dari kuburan. Mereka melukai manusia yang tidak bersalah, menciptakan lebih banyak orang mati, dan akhirnya membuat orang yang meninggal dikuburkan di desa ini dengan dalih adat dan mendapatkan biaya pemakaman.
Para penduduk desa yang memegang kendali bisa membuat hantu menyerah dan mematuhi perintah mereka untuk membunuh.
Dapat diasumsikan tungku tembaga yang aku lihat di kuburan, yang penuh dengan jimat berwarna kuning, digunakan untuk menghukum hantu-hantu itu. Jika mereka tidak menyelesaikan misi pembunuhan, mereka akan dijatuhi hukuman dengan dimasukkan ke dalam tungku tembaga itu.
Karena yang membunuh adalah hantu dan kematian orang-orang asing terjadi secara alami, maka itu juga dijadikan payung pelindung bagi penduduk desa ini.
Oh, aku tidak bisa menahan cibiranku.
Benar saja. Desa miskin dengan orang-orang yang jahat ini akan melakukan segala cara untuk menghasilkan uang.
Jadi malam ini, kecelakaan mobil kami bukanlah disebabkan karena bencana alam.
Pasti para penduduk desa yang membuat ban kami tertusuk sesuatu. Jika tidak, bagaimana mereka bisa mengetahui kami mengalami kecelakaan dan menemukan kami dengan begitu cepat.
Memikirkan hal ini, hanya membuatku semakin membenci semua yang ada di desa ini. Aku tidak sabar untuk segera bangun dan menghajar wajah-wajah jelek itu.
Tidak peduli beberapa patah tulang pada saat ini dan meskipun akan terasa sakit hanya dengan sedikit gerakan.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kejauhan yang dikeluarkan oleh salah satu penduduk desa.
"Ada apa?"
"Ada, ada hantu!"
"Ada hantu saja takut! Memangnya kita setiap hari tidak berurusan dengan hantu?"
"Bukan! Bukan hantu yang berasal dari desa kita!"
Lalu ada teriakan lain yang terdengar. Tampaknya itu suara yang berasal dari orang yang menyentuh sakuku.
"Benar-benar ada hantu!"
"Cepat. Cepat lari!"
Aku mendengar langkah-langkah disekitarku menjadi kacau dan berhamburan dengan panik.
Namun, orang-orang itu tidak melarikan diri. Dalam kegelapan, aku mendengar mereka tampaknya sedang memohon belas kasihan dan kemudian terdengar banyak keributan.
Tidak ada lagi suara. Telingaku kembali sunyi dan hanya terdengar rintik hujan.
Beberapa saat setelahnya, aku merasakan sebuah tangan dingin menyentuh wajahku.
Aku sangat takut sehingga aku gemetar dan menutup mata, tetapi aku mendengar suara yang tidak asing di telingaku, "Jangan takut, ini aku."
Itu adalah suara Bei Mingyan.
Entah kenapa, saat aku mendengar bisikan magisnya, hatiku terasa tenang.
Perlahan aku membuka mata dan langsung menatapnya.
Aku pikir mata elangnya akan selalu terlihat jahat, tapi untuk pertama kalinya aku melihat matanya memancarkan cinta yang lembut.
"Jangan takut. Aku akan menyelamatkanmu sekarang juga."
Aku membuka bibirku dan mengeluarkan suara samar, "Selamatkan, selamatkan mereka ..."
Bei Mingyan menganggukkan kepalanya lalu ia membawaku ke pelukannya, "Jangan khawatir. Aku akan menyelamatkanmu terlebih dahulu, lalu menyelamatkan keluargamu."
Ia menempelkan tangannya yang dingin di dahiku.
Tiba-tiba aku merasakan ada kekuatan aneh yang masuk ke dalam tubuhku. Jelas bahwa tangannya terasa dingin seperti es, tetapi kekuatannya hangat seperti sumber air panas, dan menjalar di sekitar tulang-tulangku, lalu menghilangkan rasa sakit pada tulangku yang patah.
Untuk waktu yang lama, ia mengerutkan kening dan tampak menggelengkan kepalanya dengan lembut, lalu menatap mataku dan berkata, "Qianqiu, kali ini kamu tidak punya pilihan."
Aku mengerutkan alisku, tidak mengerti maksud ucapannya. Lalu ia membungkuk dan menciumku.
"Oh…... " Aku berteriak pelan, tidak tahu apa yang ia lakukan.
Tiba-tiba bibirku terasa panas. Aku merasa ada semacam mutiara yang jatuh ke mulut dan tanpa sengaja tertelan ke dalam tubuh.
Aku sedikit takut. Aku tidak tahu apa yang ia berikan kepadaku.
Dia melepaskan bibirku dan tersenyum padaku. Aku dengan gugup bertanya, "Benda apa itu?"
"Mingyuanzhu."
"Apa itu?"
"Itu adalah tanda kalau kamu istriku. Sekarang kita sudah menikah."
Aku terpana dan bibirku sedikit terbuka. Apakah aku menikah dengannya dengan cara seperti ini?
"Kamu terluka parah dan tidak bisa disembuhkan dengan kekuatan internalku. Jika kamu bisa bekerjasama dengan kekuatan Mingyuanzhu, maka kamu akan baik-baik saja."
Tak lama setelahnya, aku merasakan perubahan dalam tubuhku. Ada kehangatan yang menjalar di seluruh tubuh. Tampaknya Mingyanzhu benar-benar bekerja dengan baik di tubuhku .
Dengan lembut aku menggerakkan tangan dan kakiku, dan tentu saja, itu tidak sakit lagi.
Aku duduk, mengayunkan lenganku, menekan-nekan kakiku, dan tubuhku kembali baik-baik saja seperti sebelumnya.
Luar biasa!