Ketika aku melihat mereka bangkit untuk membantu mengganti seprai kasurku, aku segera menghentikannya, "Kalian tidak perlu menggantinya. Keluarga kami memiliki bibi yang akan melakukan itu."
"Putri, jangan merasa sungkan. Ini sudah menjadi tugas seorang budak." Kedua gadis itu berbicara dengan hati-hati.
Aku melangkah maju dan berniat untuk membantu, tetapi kedua gadis itu segera berteriak ketakutan, "Jangan Putri! Anda tidak boleh melakukan pekerjaan kasar seperti ini. Anda bisa menunggu di sini saja sampai pekerjaan ini selesai."
Aku tidak bisa menahan perasaan geliku. Akhirnya aku membiarkan mereka melakukannya, lagi pula sebenarnya aku juga tidak suka melakukan pekerjaan rumah.
Saat kedua gadis itu melakukan pekerjaannya, Han Su mengambil tubuh hantu laki-laki yang sudah tidak sadarkan diri dan dibawanya terbang keluar melalui jendela kamar.
Sebelum ia pergi, aku menahannya dan mengulang pertanyaanku, "Di mana Bei Mingyan?"
Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Sejak kapan aku peduli tentang keberadaanya?
Tetapi tentu saja Han Su tidak bisa mengetahui isi hatiku, ia menjawab dengan suara dingin, "Yang Mulia dipanggil oleh raja neraka, tetapi Putri jangan khawatir, Yang Mulia akan kembali menemui Anda besok."
'Siapa yang khawatir!' Teriakku dalam hati. Tetapi sisi hatiku yang lain mengatakan bahwa aku jelas khawatir jika ia dipanggil oleh raja neraka dan kami tidak akan bisa bertemu lagi. Aku jadi merasa membenci diriku sendiri.
Lalu aku menundukkan kepalaku dan tidak mau mengakui isi hatiku yang sebenarnya. Hansu telah pergi membawa hantu laki-laki itu. Aku bisa mengasumsikan bahwa Han Su pasti diperintahkan oleh Bei Mingyan untuk tetap berdiri di luar kamarku untuk melindungiku.
Memikirkan Bei Mingyan yang akan kembali besok, hatiku menjadi hangat. Tetapi aku masih tetap menyangkal perasaan itu.
Kedua gadis kecil itu mengganti tempat tidur untukku dengan gerakan yang sangat pelan. Aku sudah menguap di sofa, dan aku terlalu malu untuk mendesak mereka bergerak lebih cepat.
Aku melihat jam dan sekarang sudah menunjukkan pukul empat pagi. Matahari akan terbit sebentar lagi dan aku harus tidur untuk beberapa jam.
Setelah sekitar setengah jam, akhirnya gadis-gadis itu selesai dengan pekerjaannya. Aku sudah sangat mengantuk sampai aku tidak bisa membuka mata.
Melihatku yang sudah mulai kehilangan kesadaran, kedua gadis itu bersisik pelan di telingaku, "Jika Putri membutuhkan bantuan kami, tekan saja telapak tangan Anda dua kali, kemudian panggil 'qingyi' dan 'caiyi'."
Aku mengangguk dengan mata mengantuk, "Terima kasih. Aku tidak bisa mengantar kalian, hati-hati di jalan."
Kedua gadis itu tersenyum dan berbicara dengan pelan, "Hamba mohon undur diri."
"Aku memberi kalian lima bintang..." Setelah aku menyelesaikan kalimat itu, aku sepenuhnya tertidur.
Saat aku sudah bangun lagi, hari sudah sangat terang. Aku melihat arloji dan terkejut karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Aku duduk di ranjang untuk mengembalikan kesadaranku sepenuhnya dan mataku langsung tertuju ke sofa, sepraiku yang ternodai semalam sudah tercuci dengan bersih. Setelah aku tertidur di sofa tadi malam, kedua gadis itu membaringkanku di kasur yang sudah mereka ganti.
Aku memikirkan kedua gadis yang tulus dan penurut iu. Ternyata di dunia hantu juga menerapkan sistem kasta semacam ini.
Aku tersenyum dalam ketidakberdayaan. Tentu saja, dunia Bei Mingyan sangat jauh berbeda denganku.
Aku bergegas untuk mandi. Ketika aku selesai mandi, berpakaian, dan turun ke ruang tamu, aku melihat Ayah duduk di sofa dan menikmati teh bersama Xu Shengze.
Xu Shengze sudah sering datang ke rumah untuk bertamu, jadi aku tidak terkejut melihatnya.
"Qianqiu, kenapa baru bangun?"
Ayah bertanya sesaat setelah melihatku yang turun dari tangga dengan mata yang masih lengket.
Xu Shengze meletakkan cangkir tehnya, lalu menatapku sambil tersenyum. "Paman Xia, Qianqiu baru saja mengikuti ujian masuk universitas yang tidak mudah dan ini baru permulaan liburan musim panasnya, jadi ini saatnya untuk bersantai."
Ayah tersenyum kecil, "Ya, sulit untuk beristirahat."
Ayah selalu memandang Xu Shengze sebagai anak muda yang mapan dan memiliki masa depan dan aku tahu mereka memiliki hubungan pribadi yang baik, bukan hanya sekedar teman bisnis.
Aku berjalan menuju sofa dan meminum teh yang sudah disiapkan untukku. Aku tidak berusaha memotong pembicaraan mereka.
"Qianqiu, apa kamu sudah menerima undangan dariku?" Xu Shengze tiba-tiba menoleh ke arahku.
"Aku sudah menerimanya dan itu sangat indah." Aku membalas tatapannya dan tertawa.
Tiba-tiba aku tersedak minumanku karena tertawa.
Xu Shengze bergegas pindah ke sampingku, lalu menepuk punggungku, dan seperti pria yang berkelas, ia menyeka bibirku dengan tisu.
"Pelan-pelan. Sudah sebesar ini tetapi minum air saja masih tersedak."
Dalam hati aku mencibir, memangnya tersedak berkaitan dengan usia? Aku mengambil tisu di tangannya dan menggosokkannya ke mulutku. Aku merasa kesal dan aku nyaris tidak tersenyum kepadanya.
Saat aku sibuk mengatur nafas, mataku menangkap seseorang sedang berdiri di pagar pembatas tangga. Saat aku mengarahkan pandanganku ke sana, aku benar-benar tidak bisa tersenyum.
Aku melihat Bei Mingyan berdiri diam di tangga menuju lantai dua dengan wajah mengerikan.
Saat ini, wajah Bei Mingyan menunjukkan senyum iblis yang mengerikan. Aku menyadari bahwa tindakan Xu Shengze yang menyeka bibirku terlihat begitu initm menurut Bei Mingyan.
Dia salah paham. Aku takut ketika ia dipenuhi dengan amarah, ia akan mengabaikan janjinya sendiri. .
Memikirkan hal itu, aku segera bangkit dan pergi ke kamar. Aku tahu bahwa Bei Mingyan pasti akan mengikuti dan aku ingin menjelaskan kepadanya.
Xu Shengze tampaknya terkejut dengan pergerakanku yang tiba-tiba. Ia berteriak kepadaku, "Aku tidak akan pergi ke perusahaan hari ini, apakah kamu akan menemaniku pergi ke bioskop?"
Hatiku gelisah. Aku hanya ingin Xu Shengze segera menutup mulut dan tidak lagi berbicara. Mengganggu iblis ini tidak akan berakhir baik untuk kita.
Tetapi sepertinya ini adalah hari sialku. Xu Shengze justru mengejarku dan menangkap pergelangan tanganku.
Aku menutupi kegugupanku dengan tersenyum yang dipaksakan kepadanya. Saat ini, kami sedang berdiri di tangga tepat di samping Bei Mingyan.
Jelas, Xu Shengze tidak bisa melihat Bei Mingyan. Ia tidak tahu bahwa ada hantu di dekatnya yang sedang menatapnya penuh amarah.
Lalu, Xu Shengze melakukan gerakan berbahaya. Tanpa diduga, ia mengusap rambutku dan menunjukkan senyum lembut, "Kamu tidak menyisir rambut? Rambutmu terlihat sangat berantakan."
"Aww!" Xu Shengze tiba-tiba menjerit dan cepat-cepat menarik tangan yang menyentuh rambutku, "Apa yang terjadi? Sepertinya ada yang memukulku."
Aku segera menatap ke arah Bei Mingyan. Pangeran hantu itu sedang bersandar di dinding dengan seringai di wajahnya dan memandang kami dengan tatapan bosan.
Aku memberikan isyarat padanya untuk tidak main-main. Aku berbalik menatap Xu Shengze dan berkata, "Itu, aku tidak ada waktu. Kamu bisa pergi ke bisokop sendiri."
Xu Shengze masih menatapku dan tersenyum lembut: "Aku sudah membeli tiketnya, itu adalah film superhero favoritmu."
Setelah mengatakannya, ia mengangkat telapak tanganku dan meletakkan tiket film itu di atasnya.
Kemudian, sesuatu yang mengejutkan terjadi.
Tiket film yang ada di tanganku perlahan-lahan terbang. Xu Shengze membelalakkan mata, kertas tipis itu melayang dengan bebas di udara .
Tanpa diguda-duga, kertas itu tiba-tiba berubah menjadi pisau tajam dan dengan cepat terbang menuju ke arah Xu Shengze.