"Huwaaahhhh.... ! Hiks Hiks Hiks...." tambahnya.
Liuli Guoguo menendang-nendangkan kaki kecilnya dalam dekapan Xuanyuan Pofan. Dia menangis sambil meronta-ronta ingin segera lepas dari pelukan Xuanyuan Pofan.
"Lepaskan aku! Hiks Hiks Hiks... Aku mau bertemu ibu dan kakakku!" pinta Liuli Guoguo.
"Iya iya iya, aku akan membawamu dan menggendongmu ke sana." tutur Xuanyuan Pofan sambil mengelus rambut kepala Liuli Guoguo. Dia tampak menahan tawa melihat kelakuan LIuli Guoguo.
Di sisi lain, Xuanyuan Pofan tidak menyangka gadis kecil yang seperti kucing itu yang mulanya sangat menurut, tiba-tiba sekarang berani menentangnya. Akhirnya, dia menutup kaki kecil Liuli Guoguo dengan baju merah muda. Setelah itu, dia menoleh dan berkata kepada kedua pelayan, "Bawakan sepatu nona!"
Xuanyuan Poxi yang masih ada di luar kamar semakin bingung ketika melihat perilaku kakak keenamnya. Dia berkata, "Ada apa sebenarnya ini?" Hal itu karena kakak keenamnya bicara dengan gadis itu tidak menggunakan kata 'Raja' tapi justru menggunakan kata 'aku'
"Benar-benar berkata, berkata 'aku'? Sangat tidak mengerti, dan sangat sangat sangat membingungkan!" tutur Xuanyuan Poxi. Si gendut putih akhirnya mengikuti kakak keenamnya, sepertinya dia ingin melihat kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya.
Xuanyuan Pofan menggendong Liuli Guoguo masuk ke kamar istri pemilih kediaman Cheng Zhu. Dalam kamar itu, dia melihat nyonya Cheng Zhu yang bersimbah darah berbaring di atas ranjang. Dia terlihat sangat hitam dan mengeluarkan nafas yang lemah.
Tepat di samping ranjang, ada seorang pemuda berbaju kuning sedang menggenggam telapak tangan. Telapak tangan pemuda itu tampak bersimbah banyak darah.
"Ibu! Kakak! Huwaaahhh... Hiks Hiks Hiks..." tutur Liuli Guoguo.
Ketika Liuli Guoguo melihat ibu dan kakaknya, seketika hidungnya berair, lalu air mata sebesar kacang bercucuran dari matanya.
Seperti petasan, Liuli Guoguo melompat dari pelukan Xuanyuan Pofan menuju ke pelukan Liuli Tian. Hal itu membuat kakaknya tidak sempat merespon apa yang terjadi, ditambah tubuh kakaknya yang penuh luka membuatnya mundur sempoyongan beberapa langkah.
Setelah memeluk Liuli Tian, Liuli Guoguo segera mengalihkan pandangannya ke ibunya yang terlihat agak sesak napas, dia berkata, "Huwaaahhhh.."
Seketika Liuli Guoguo melompat ke samping ranjang, lalu dia mulai menggoyang-goyangkan ibunya, sambil berkata "Huwaaahhhh hiks hiks hiks... Ibu, apakah kamu mati? kamu tidak boleh mati! Hiks hiks hiks..."
"..." dalam pikiran Liuli Tan tidak karuan, tampak bibirnya terangkat dan dia berkata, "Ya ampun."
Adikku yang satu ini, orang yang tidak meninggal, tapi kalau dia goyang seperti itu bisa-bisa… pikiran Liuli Tan mengarah kepada hal buruk, saat itu dia bersiap untuk maju dan menggendong Liuli Guoguo.
Ketika tangannya akan memeluk Liuli Guoguo, tangannya justru menyentuh kekosongan di depannya. Akhirnya dia menoleh dan baru sadar adiknya sudah digendong dan berada di pelukan pemuda berjubah hitam.
Pemuda berjubah hitam itu sepertinya seumuran dengannya, tapi wajahnya yang tampan itu membuatnya lebih memancarkan aura yang sangat tenang dan berwibawa. Selain itu, alis tebalnya yang mengkerut menambah aura dingin di dalamnya. Sehingga, hal itumembuat orang yang melihat pemuda itu akan merasa ketakutan.
"Kamu..." Liuli Tian tercengah dan berkata setengah kalimat.
Kenapa dia terlihat seperti Raja Hua You kaisar yang terkenal itu? Tidak mungkin tidak mungkin tidak mungkin! Siapa Raja Hua You? Mana mungkin dia bisa muncul di sini? batin Liuli Tian.
"Anak bodoh! Kenapa tidak segera memberi hormat ke Raja Huayou!" perintah Liuli Fu yang berada di luar pintu kamar, dengan segera dia mengingatkan anaknya untuk memberi hormat. Tampaknya, Liulifu sangat panik bahkan sampai membuat jenggotnya hampir terbang.
Liuli Fu merasa hari ini akan terjadi sesuatu, firasat buruk itu semakin lama semakin kuat!
"Raja, Raja Hua, Raja Huayou?" tanya Liuli Tian. Dia tampak tercengah. Seketika dia berlutut sambil mengepalkan tangan ke depan memberi hormat kepada Xuanyuan Pofan.
"Hormat saya bertemu Raja Huayou!" kata Liuli Tian.
"Ya ampun!" tutur Xuanyuan Pofan.
"Ini idolanya loh!" tutur Liuli Fu.
"Umur lebih muda dua tahun dariku, tapi sudah menjadi pesulap teladan yang mengagumkan." tutur Liuli Tian.
"Tuan adalah idola yang menjadi teladan belajarnya selama ini! Tidak menyangka hari ini bisa bertemu langsung denganmu" tutur Liuli Fu.
"Tapi..... Eh? Dia dan adiknya Guo Er..... Eh?" tutur Xuanyuan Pofan.
"Hiks Hiks Hiks...." tampak Liuli Guoguo masih menangis terisak di pelukan pemuda itu.
Xuanyuan Pofan meminta Liuli Tian berdiri di depannya, lalu dia segera menenangkan nona kecil yang berada di pelukannya itu.
"Guoguo, sudah jangan menangis ya? Ibumu terluka, sekarang lukanya akan dirawat oleh tabib, jika kamu menggoyang-goyangkan ibumu seperti itu, malah bisa menambah parah luka ibumu." tutur Xuanyuan Pofan.
Setelah Xuanyuan Pofan bicara, seorang pengawal membawa tabib berjenggot putih masuk ke dalam ruangan.