"Raja Huayou dan tuan muda sepertinya ada d ruang buku." Tutur Cui Le sambil menyabuni punggung kecil Liuli Guoguo. Tatapan matanya menggelap ketika melihat bekas luka di punggung dan pantat Liuli Guoguo. Pelayan Meimei yang biasanya memandikan Liuli Guoguo, namun kali ini dialah yang memandikan. Ketika melihat itu, membuat hatinya sangat sedih, tapi malam ini hatinya akhirnya bisa tenang juga.
Mulai sekarang ada Raja Huayou yang akan melindungi Nona Liuli Guoguo. Tuan Cheng Zhu, Selir Hong Mudan, Tuan Muda Liuli Tao, dan kedua Nona lainnya tidak akan berani memukul ataupun mengganggu Nona Liuli Guoguo lagi! kata Cui Le dalam hati.
"Kakak Po apakah sebelum tidur harus mandi dulu seperti aku?" tanya Liuli Guoguo sambil memiring-miringkan kepala mencoba berpikir.
Cui Le langsung tersadar dari lamunannya, dia tertawa setelah mendengar ucapan Liuli Guoguo, "Ini… hamba juga tidak tahu. Apakah Nona merindukan Raja Huayou?" jawabnya. Bukannya Nona Liuli Guoguo baru berpisah dengan Raja Huayou sebentar, ya? Tapi Nona dari tadi tidak henti-hentinya menanyakan tentang Raja Huayou! batinnya.
"Um, rindu!" Jawab Liuli Guoguo dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Cui Le pun tertawa mendengarnya. Setelah memandikan Liuli Guoguo, dia pun memakaikan baju tidur untuk Liuli Guoguo dan merapikannya. Lalu menggendongnya dan membaringkannya ke ranjang tidur, "Tidurlah Nona, hamba akan mulai membacakan dongeng, ya!" katanya.
"Hoaaammm." Liuli Guoguo menguap sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.
Cui Le membenarkan selimut Liuli Guoguo, lalu dia duduk di ranjang bagian kepala sambil menepuk lembut selimut yang menyelimuti Liuli Guoguo. Kemudian, dia mulai membacakan dongeng, "Dahulu kala, ada seekor kelinci putih yang gendut dan tampak pendiam. Kelinci itu bisa menyanyi, menari, menjahit, dan memainkan seruling. Dia juga bisa mencabut Wor... Tel!"
"Suatu hari, ibu kelinci lapar, kakak-kakak kelinci, adik-adik kelinci semuanya juga lapar. Sehingga, kelinci putih yang gendut dan kelihatan pendiam itu pun berlari ke atas gunung untuk mencabut wortel… Kemudian mulailah dia mencabut wortel… satu wortel, dua wortel, tiga wortel, lima wortel..." lanjut Cui Le.
Beberapa saat kemudian...
"Tiga puluh enam wortel, tiga puluh tujuh wortel, tiga puluh..." kata Cui Le sambil bercerita. Dia sudah berbicara sampai wortel ke tiga puluh tujuh, sedangkan... Liuli Guoguo yang ada di dalam selimut, memperlihatkan mata besar seperti anggurnya yang masih terbuka lebar dan berkedip-kedip itu.
Aneh rasanya, Liuli Guoguo biasanya sudah mulai menguap ketika aku menghitung sampai wortel ke enam belas, tapi kenapa malam ini… Batin Cui Le. "Nona, kenapa kamu masih belum tidur juga?" tanyanya sambil menepuk-nepuk dengan lembut selimut Liuli Guoguo.
Mata besar Liuli Guoguo yang mengarah ke atas, lalu beralih lagi menatap Cui Le dan berkata, "Cui Le aku ingin pergi menemui Kakak Po."
"...." Cui Le menggigit bibirnya lalu berkata, "Nona, Raja Huayou sudah setengah hari menghabiskan waktu di ruang buku. Kalau tengah malam seperti ini Nona pergi menemuinya, itu akan mengganggu waktu istirahat Raja Huayou. Tidak enak nanti jadinya, kan? Nona sekarang tidur saja ya..." Kemudian dia membatin, Nona Liuli Guoguo, kamu ini masih belum menikahinya, harus bisa tahan tahan...!
"Oh, menurutmu apakah Kakak Po sudah tidur?" Tanya Liuli Guoguo kepada Cui Le dengan rasa penasarannya.
"... Um, harusnya Raja Huayou sudah tidur, Nona juga harus segera tidur, ya! Ini sudah larut." kata Cui Le sambil menepuk-nepuk dengan lembut selimut Liuli Guoguo.
"Oh… Um." kata Liuli Guoguo sambil menarik jari kecilnya ke dalam selimut, memanyunkan mulutnya, mengedip-kedipkan mata besar tak berdosa itu, lalu berkata kepada Cui Le, "Cui Le, aku mau tidur, kamu, kamu matikanlah lilinnya..."
"Baik Nona, selamat malam." kata Cui Le dengan lega ketika melihat Nonanya itu akhirnya mau tidur juga, dia pun mematikan lilinnya.
***
Tap tap tap!
Liuli Guoguo diam-diam keluar dari selimut, lalu dia mengambil bantal kelinci miliknya, dan menarik sepatunya perlahan-lahan. Kemudian, Liuli Guoguo pun berlari keluar kamar.
"Heh! Nona, kamu mau pergi kemana?" tanya Cui Le yang baru saja selesai meniup lilin terakhir, tiba-tiba dia sadar kalau Nonanya sudah lari.
"Aku mau pergi mencari Kakak Po!" kata Liuli Guoguo.