……
Tang Yan juga tidak mudah.
Telepon ini sudah lama tidak dihubungi.
Dia sendiri sudah lupa.
Aku melupakan telepon ini. Sebenarnya telepon ini adalah suara dering khusus.
Yang ia atur sendiri.
Tang Yan melihat ponselnya dan melihat telepon yang berdering.
Buka, angkat.
Suaranya sudah lama sekali. Ia tiba-tiba mendengarkan dan berpikir dengan cermat untuk mengingat siapa dan siapa yang menelepon.
"Aku di bandara. "
"Tidak mudah naik taksi, kamu datang menjemputku. "
Menutup telepon.
Dia tidak memberinya kesempatan untuk mengatakan tidak, juga tidak memberinya kesempatan untuk menjawab. Sepertinya dia pasti akan datang.
Tang Yan memegang ponselnya dan menghela napas berat.
Dia membuka pintu dan keluar.
Naik ke atas.
Begitu masuk rumah, aku mencium bau nasi
Tang Siyi memegang semangkuk nasi goreng dan makan dengan senang hati.