Dengan kata lain, laki-laki itu sudah terbiasa dengan sikap Qin Yishen itu.
Setelah laki-laki itu sadarkan diri, dia kembali mengikuti Qin Yishen lalu berkata lagi, "Qin Yishen, aku serius kepadamu, kenapa setiap kali kamu selalu tidak pernah tersentuh? Untuk dirimu aku sengaja datang kemari, jika papaku tahu aku pasti akan dipukuli."
"Oh begitu."
"..."
Untuk sekali lagi, laki-laki itu hanya bisa mengumpat dalam hati dan menutup mulutnya.
...
Setelah selesai mandi, Qin Yishen duduk di sofa lalu bersandar sambil memegang segelas anggur merah, ia meminumnya sambil mengingat orang itu.
Qin Yishen berkata dalam hati, 'Sudah 1 tahun, aku benar-benar sangat merindukannya. Dia sepertinya sama sekali tidak berubah, dia masih saja seperti anak kecil.'
Qin Yishen lalu tersenyum.
Setelah itu ia mendengar suara ranjang yang sangat keras dari kamar sebelahnya.
