Jing Yu menyukai apa yang ia rasakan saat memikirkan semua hal itu, tidak, kenyataannya dia sangat menyukai perasaan itu…
Malam terasa sangat panjang.
Jing Yu tidak berani bangkit duduk dan bangun sepenuhnya dari tidurnya… karena ia tahu setelah ia terbangun sepenuhnya maka saat itu Qin Yishen sudah benar-benar keluar dari dalam hidupnya.
Jing Yu terus berbaring dan air matanya terus menetes.
Apa yang dia tangisi?
Karena apa dia menangis?
Jing Yu sendiri tidak tahu jawabannya, ia hanya merasa… tidak rela.
Tapi untuk pertanyaan tidak bisa merelakan siapa… ia tidak berani memikirkannya.
...
Malam semakin larut, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Qin Muchen yang masih bekerja itu mendengar suara jadi ia turun dan membuka pintu, lalu tanpa ia sangka, Qin Yishen yang datang ke rumahnya.