Shen Liunian menjawab begini: "Aku kesini karena ingin membangun lapangan golf di desa ini. Hari ini aku mau melihat-lihat lokasinya dulu sekaligus mengajak anakku jalan-jalan, dia minta ikut tadi."
Tong Yue melihat mata anak perempuan Shen Liunian yang benar-benar mirip dengan mata Xu Qing Qing. Lalu karena penilaian itu Tong Yue bertanya, "Apakah ini adalah anakmu dengan Xu Qing Qing?"
"Ya, benar. Xu Qing Qing yang telah melahirkan anak ini, tapi dia juga sudah pergi," jawab Shen Liunian dengan menghela nafas yang panjang.
"Pergi… ? Pergi ke mana dia?" Tong Yue kembali bertanya.
"Dia menderita kanker usus stadium akhir, hingga akhirnya meninggal dunia, kurang lebih setengah tahun yang lalu."
Tong Yue sontak terkejut, sebab tak menyangka Xu Qing Qing bisa meninggal dengan begitu cepat.
Tong Yue sudah mengetahui bahwa Xu Qing Qing memiliki penyakit pada ususnya, tapi Xu Qing Qing sendiri, sepeti diketahui oleh Tong Yue, rajin meminum obatnya.
"Aku ikut berduka dan turut mendoakannya," kata Tong Yue dengan suara pelan.
Shen Liunian mengangguk, balasnya: "Ya, terima kasih. Dua tahun lalu, aku sudah bisa menerimanya. Aku merasa, kebersamaanku sejak awal dengan Xu Qing Qing adalah sebuah kesalahan."
"Untuk apa menyalahkan orang yang telah meninggal? Tidak perlu lagi menyalahkan dirinya," tegas Tong Yue.
Saat ini, Shen Liunian melihat anak Tong Yue sekaligus merasa seolah-olah pernah melihat anak itu, tapi entah di mana dan kapan.
"Suamimu kerja apa?" tanya kembali Shen Liunian.
Pertanyaan itu malah membuat Tong Yue gelisah, dan membuat ia berpikir seperti ini: kalau Shen Liunian tahu bahwa anaknya karena hasil hubungan dengan Li Liunian, Shen Liunian pasti memberitahu Keluarga Besar Li. Karena itu pula Tong Yue menjawab dengan satu kebohongan: "Oh... Aku menikah dengan karyawan biasa, orang yang berbeda dengan kalian yang telah menjadi para pemilik perusahaan.
Shen Liunian memberi tanggapan seraya tersenyum, "Yang terpenting adalah dia baik padamu. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan."
Tong Yue merasakan pula perubahan pada diri Shen Liunian yang telah menjadi lebih dewasa. Entah kejadian apa saja yang telah dilalui oleh Shen Liunian.
Shen Liunian kembali berujar, "Ada satu hal yang aku tidak mengerti. Dulu, bukankah kamu pergi bersama dengan Li Liunian ke Amerika Serikat? Kenapa kamu malah menghilang?"
Mendapat pertanyaaan itu, kegelisahan semakin menjadi-jadi di jiwa Tong Yue.
"Tidak ada apa-apa. Kami hanya tidak merasa kecocokan," Jawab Tong Yue singkat.
"Oh… begitu…" Tak sampai di situ, Shen Liunian akhirnya bercerita tentang salah satu kejadian: "Lima tahun lalu, Li Liunian mencariku seperti orang gila. Dia berkelahi denganku, lalu menuduhku kalau akulah yang menyembunyikanmu. Hari ini aku mengerti, ternyata kamu sendirilah yang meninggalkannya."
Jantung Tong Yue berdebar dengan sangat cepat, sebab ia takut mendengarkan semua informasi tentang Li Liunian. Satu hal lainnya yang ia takutkan adalah: dirinya nekat untuk pergi menemui Li Liunian secara diam-diam.
Shen Liunian lanjut berkata-kata, "Kalau kamu sudah melihat keberhasilan Li Liunian hari ini, kamu pasti akan menyesal sudah meninggalkannya dulu."
Tong Yue terlihat hampir menangis. Kemudian dia bertanya kembali, "Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah kedua matanya sudah bisa melihat?"
"Iya. Dia sudah bisa melihat," jawab Shen Liunian sambil tersenyum, lalu kembali bercerita panjang lebar: "Li Liunian ternyata lebih kejam daripada aku. Dia menjebloskan kakak kandungnya ke dalam penjara, memaksa ayahnya mengundurkan diri sebagai Presiden Perusahaan Lim hingga akhirnya dia sendirilah yang menjadi Presiden Perusahaan Li. Bagaimanapun, dia berhasil membuat aset Perusahan Li berkembang pesat dan memasuki kancah perbisnisan dunia."
Tong Yue berubah menjadi tenang karena dia tahu kehidupan Li Liunian sekarang juga menjadi semakin baik.
"Lalu apakah dia sudah menikah sekarang?"
Shen Liunian menggeleng, "Belum. Tetapi dia akan segera menikah. Tunangannya adalah adik perempuanku. Pernikahan mereka akan dilaksanakan bulan depan di tanggal delapan ."
Tong Yue sontak terkejut dan rasa ingin menangis semakin menjadi-jadi, tanyanya dengan cepat: "Itu berarti Li Liunian akan menjadi adik iparmu?"
Shen Liunian tersenyum, sambil menganggukkan kepala, ia menjawab: "Iya, dia akan menjadi adik iparku, sekaligus menjadi pria yang mencintai wanita yang juga aku cintai."