Tong Yue dan Shen Liunian membawa anak mereka makan siang. Dua anak itu sangat senang makan dengan sajian dari Mc Donald's. Kentang goreng dan Hamburger adalah pilihan dua anak itu.
Sementara, ketika anak-anak tengah makan dua sajian itu, Shen Liunian melihat raut wajah Tong Yue yang tampak bahagia.
Tong Yue mengawali sebuah pertanyaan, "Liunian, apa kabar ibumu? Bagaimana kondisi kesehatanya?
"Ibuku sehat-sehat saja, tapi dia masih sering sekali kedinginan."
"Coba katakan pada ibumu agar beliau mengenakan celana panjang, kaos lengan panjang dan jangan menyalakan AC."
Shen Liunian kali ini yang bertanya, "Tong Yue, mengapa kamu tidak mau bersama denganku dulu? Padahal kamu sudah menuliskan surat untukku selama beberapa tahun. Mengapa?"
Tong Yue tersenyum. Matanya mengarah pada wajah Shen Liunian, lalu memberi pertanyaan lagi, "Apakah kamu percaya dengan reinkarnasi? Apakah kamu percaya bahwa kita berdua memiliki hutang karma di kehidupan sebelumnya?"
"Aku tidak percaya," kata Shen Liunian sambil kebingungan.
Tong Yue menarik nafas panjang. Ia lanjut mengatakan, "Bukan hanya kamu, banyak orang lain yang juga tidak percaya pada reinkarnasi. Tapi bagaimanapun juga, semua ini karena hutang karma kita di kehidupan sebelumnya."
Makan siang telah usai dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing.
Ketika Shen Liunian berada di dalam mobil, wajah Tong Jin teriang-ngiang di kepalanya.
"Berhentilah!" perintah Shen Liunian pada supirnya.
Supir memberhentikan mobilnya karena Shen Liunian turun di jalan untuk mencari alamat Tong Yue. Kemudian, supir mengantar anaknya pulang ke rumah.
Pada siang ini Tong Yue sedang menjemur baju. Ia melihat Shen Liunian yang kembali ketika sedang membalikkan badan ke arah belakang. Kala itu Tong Yue terjekut bukan main dan langsung melontarkan pertanyaan, "Ada apa? Kenapa kamu kembali lagi?"
Shen Liunian berjalan mendekati Tong Yue sambil menatapinya, dan bertanya: "Kamu tidak menikah, kan?"
Pertanyaan itu membuat wajah Tong Yue seketika menjadi pucat.
"Kamu…"
"Kamu tidak menikah. Anakmu itu adalah anak Li Liunian."
"Tidak! Dia bukan anaknya," balas Tong Yue sambil menggelengkan kepalanya.
Shen Liunian memerhatikan wajah Tong Yue dan tersenyum. Katanya dengan halus: "Ya, tak salah lagi, dia adalah anak Li Liunian. Melihat raut wajahmu saja, aku bisa tahu, karena anakmu mirip seperti Li Liunian. Saat kulihat anakmu tadi, terlintas bayangan seseorang, tapi aku tidak tahu siapa dia, aku lupa. Tapi, kali ini aku betul-betul mengingatnya.
Wajah Tong Yue menjadi pucat dan menegaskan pada Shen Liunian, "Jangan bicara yang bukan-bukan!"
"Sudahlah… Tidak perlu kamu bohong lagi padaku. Lagipula, aku tidak akan memberitahu Li Liunian karena dia akan menikah dengan adikku, dan adikku juga sangat mencintainya."
Kata-kata Shen Liunian itu membuat Tong Yue menjadi lega. Bagaimanapun, Shen Liunian tidak akan memberitahu kejadian siang ini pada Li Liunian. Dia melakukannya demi kebahagiaan adiknya.
Shen Liunian menatap Tong Yue, juga melihat Tong Jin yang sedang bermain. Nafasnya ia tarik dalam-dalam. Katanya dengan nada yang lembut, "Tong Yue, pergilah bersamaku. Biarlah aku membawamu dari desa ini."
"Apa...?" balas Tong Yue yang sedang terkejut.
Shen Liunian tersenyum dan mengatakan satu hal lainnya: "Cepat atau lambat, Li Liunian akan tahu kalau kamu tinggal di sini. Karena itu, lebih baik aku mengajakmu, juga anakmu, pergi dari sini, ke Amerika Serikat. Kita akan menjalani kehidupan di sana."
Tong Yue menggeleng, "Aku merasa sangat senang tinggal di sini. Lagipula, kalau aku ikut denganmu, konsekuensinya adalah adik iparmu juga akan tahu."
Shen Liunian tertawa pelan dan juga mengatakan sesuatu: "Jangan terlalu dipikirkan. Aku dan Li Liunian tidak ada hubungan apapun. Memang, dia adalah calon adik iparku, tapi kami tidak memiliki hubungan apapun."
Shen Liunian menatap Tong Yue dengan hangat dan kembali bicara: "Kupikir kamu telah menikah, jadi aku bisa ikut bahagia. Tapi nyatanya kamu bohong. Dan setelah kupikirkan ulang, sepertinya kita bisa hidup bersama."
Tong Yue percaya tidak percaya pada apa yang dikatakan oleh Shen Liunian.
"Denganmu? Tetapi kita sudah punya anak."
"Benar, kita sudah punya anak, tetapi masing-masing dari kita tidak punya pasangan hidup. Inilah kesamaan di antara kita. Aku yakin, ketika kita sudah bersama nanti, kita akan saling mencintai satu sama lain."