"Tanteee, Jaeta udah bisa gerakin badannya dengan lebih luwes." Anala bicara dengan sangat senang pada Jeni.
Jeni tertawa senang sambil mengelus tangan Jaeta, "benar kata dokter, Jaeta ga lumpuh tapi cuma butuh proses sadar aja. Semoga malam ini dia udah normal ya."
Anala mengangguk senang sambil melihat Jaeta yang menatap langit-langit kamar namun dengan dahi agak mengerut.
"Jae, kamu baik-baik aja kan? Kita senang kamu udah baikan. Apa kamu udah bisa bicara? Coba gerakin mulut kamu." Jeni memanggil Jaeta dan membujuk putranya itu untuk bisa bicara.
Jaeta memperhatikan Jeni dan berusaha menggerakkan bibirnya.
"Pelan-pelan sayang, mama tahu kalau rasanya masih agak kaku, tapi kamu pasti bisa kok." Jeni mengelus pelan pipi putranya itu dan kembali memijat-mijat kaki Jaeta.