"Kita ke pasar malam?" tanya Jaeta kurang yakin saat Anala sudah menghentikan mobilnya.
"Yaa, walaupun belum begitu malam, tapi tidak apa lah, karena setelah ini aku masih mau ngajakin kamu ke tempat lain."
"Kita mau ngapain kesini?"
Anala tertawa, "ya belanja lah, mau ngapain lagi? Harga disini kan lebih murah, dan barangnya menarik."
Jaeta memiringkan kepalanya memperhatikan Anala, "wanita kayak kamu, punya butik ternama, sukses dan terkenal masih mau nyari barang murah dan belanja kesini??"
"Memangnya kenapa? Dimana mana mah cewek itu juga suka barang murah dan bagus. Ga selalu branded." jawab Anala sambil memakai lagi masker.
Jaeta tersentak karena beberapa bayangan keadaan muncul di kepalanya, semua percakapan tadi seperti pernah ia alami sebelumnya.
"Jae?" Anala melambaikan tangan di depan Jaeta yang termenung.
"Ouh," Jaeta tersadar.
"Ada apa?"
"Aku ngerasa percakapan barusan ga asing." ujar Jaeta lambat.