"Satu-satunya hal yang masuk akal dan menyenangkan adalah ini, akhirnya aku bisa balikan lagi dengan wanita yang sangat kucintai. Aku tidak tahu bagaimana bisa, tapi aku bangga pada diriku sendiri, hahah padahal kupikir sudah tidak mungkin." Jaeta tersenyum senang sedangkan semua yang ada disana sudah bingung bukan main.
"Jae, nggak gitu..." Erik coba menjelaskan lagi namun Jaeta sudah ambil posisi rebahan dengan wajah yang masih begitu bahagia.
"Kepalaku rasanya sakit lagi..," Jaeta tidak memperhatikan karena terlanjur fokus pada rasa sakit yang kini menjalar dikepalanya.
"Dibahas nanti aja, ini perlu waktu yang ga bakal sebentar untuk jelasinnya," Aksa berbisik pada Erik yang sudah gemas pada kesalah pahaman Jaeta.