Brakkk!!
Tian tidak menyelesaikan kalimatnya karena tiba-tiba pintu didobrak tepat didepan matanya. Ia yang masih berjongkok di dekat Jaeta langsung mendongak melihat siapa yang datang.
"Hah, waktunya untuk ribut?" Tian menghela napas pendek sambil terkekeh santai.
"Aksa!?" Anala yang tadinya sudah menangis dan merasa tidak berdaya langsung membuka mata lebar tidak percaya siapa yang kini ada disini.
Aksa yang baru masuk dengan beberapa orang terkejut mendapati pemandangan dihadapannya, Jaeta sudah tergeletak dengan luka sana sini, bahkan Aksa ragu apa saat ini Jaeta masih sadar atau tidak.
Kontan saja keributan tak bisa lagi dielakkan antara pihak Aksa dan pihak Tian.