Anala menuruti ajakan Tian dengan duduk bersama di sofa yang ada di ruangannya itu. Melihat usaha Tian yang cukup keras untuk coba membantunya membuat Anala cukup luluh. Lagipula ia sangat butuh bantuan sekarang, Kenzi belum bisa membantunya sama sekali.
"Mau minuman?" Anala menawarkan dengan suara lambat.
Tian tersenyum senang melihat Anala sedikit bisa menerima keberadaannya, "boleh."
Anala tidak bertanya lebih lanjut, ia bergerak mengambil minuman kaleng yang selalu tersedia di ruangannya untuk siapa saja yang datang. Ia meletakkan minuman di atas meja antara dirinya dan Tian.
"Bisa aku lihat bahan apa saja yang sangat kamu butuhkan sekarang?" tanya Tian lagi.
Anala mengangguk kecil lalu bergerak mengambil catatan nya dan memperlihatkannya pada Tian.
Tian mengangguk sambil kini ia menelpon seseorang.