"Jadi aku akan membenarkan isu itu. Tapi ini hanya bohongan kok, kita punya tujuan dibalik ini,"
Anala tidak bisa menjawab, lidahnya kaku dan otaknya sedang tidak bisa berjalan dengan baik, ia memalingkan wajahnya karena menatap Jaeta hanya membuat dadanya terasa semakin sakit.
Jaeta bergerak memegang tangan Anala dengan cepat, "Nala aku tahu ini gila tap..."
"Kamu tahu ini gila tapi tetap ingin melakukannya!? Dengar dan baca berita yang jelas-jelas salah aja hatiku sebenernya sakit,dan sekarang kamu ingin mengkonfirmasi nya!?" Anala menarik tangannya tidak ingin disentuh Jaeta sama sekali.
"Tapi ini semua juga demi kita, aku lakuin ini demi kamu. Setelah ini kita bisa bersama dengan bebas,"
"Demi kita? Menurutku ini hanyalah cara yang gila? Kamu ingin berbohong? Yang buruk tetaplah buruk Jae. Lagian siapa yang jamin jika nanti hubungan kalian hanya sebatas sesuatu yang dibuat-buat?"
"Tapi Echa juga setuju jika ini hanya bohongan,"