Chereads / Rujaeta / Chapter 16 - Enam Belas

Chapter 16 - Enam Belas

Analadara_Mprana

Analadara_Mprana im in so love with my self :)

♥disukai StyleFashion_ dan 8.228 orang lainnya

Tangan Jaeta yang tadi sibuk menscrol layar ponsel terhenti di postingan milik Anala.

"Ini orang suka banget pakai apa-apa yang ada putihnya, bahkan setelah diperhatikan sebagian besar desain yang ia buat selalu ada putihnya. Keturunan kunti kali ya?" komen Jaeta sebenarnya tangannya sudah gatal ingin mengetik di kolom komentar. Namun apa daya, kebebasannya dalam berkomentar menggunakan akun miliknya harus benar-benar dijaga.

"Ngomong-ngomong hoodie dia belum kukembalikan," ujar Jaeta yang sedang ada di dalam apartemen melirik ke sebuah paper bag berisi hoodie milik Anala yang sudah selesai di loundry.

"Jaket milikku yang ada padanya adalah jaket kesayanganku. Hum.., apa harus aku mengantarkan hoodie itu dan mengambil jaket milikku?" Jaeta berpikir.

"Ah sudahlah, nanti saja," Jaeta kembali melihat ponsel miliknya.

Ia baru saja pulang ke apartemen setelah beberapa on air tadi pagi dan siang. Ia masih bisa santai sampai nanti malam sebelum mengisi acara di sebuah stasiun TV.

Raesa_Echa

♡disukai HotNews911 dan 21.658 lainnya

Raesa_Echa Hidup itu penuh dengan pilihan. Bahkan jika kamu tak ingin, maka seseorang akan memaksakan sebuah pilihan padamu. Aku nyaman bertahan dengan sesuatu yang tidak pasti, namun sesuatu memaksaku berhenti. Ini kehidupan manusia dewasa, bukan anak-anak penuh angan keindahan mimpi yang bisa mengakhiri sesuatu dengan alasan ringan.

Komentar

JendelaBerita00 kenapa kk echa?

SeeOnSeleb_ kita perhatiin snap nya Echa belakangan suka galau

Deizy_Lena Kenapa cha? Ada masalah lagi? Cerita ih, jangan disimpan sendiri :'(

MissJulid_ bukannya mau selesai S2? Apalagi yang dipusingin cantik?

UliMeira678 kk echa ini lagi jomblo apa gimana? Kayak yang lagi ada masalah sama pasangan aja aku perhatiin belakangan ini. Jangan sedih-sedih terus kak echa,

HarianiLili_22 echa ini beneran lagi jalin hubungan sama @RujaetaGiwa.G nggak sih? Mereka cinlok apa gimana? Gua banyak nemu artikel yg bahas mereka. Gue pribadi sih dukung, tapi kalau ini yang bikin echa sedih, gua gak suka.

NoFamous2 paling juga udah di php-in sama artis sok kegantengan yang kemarin

NyaiGosip. Ini beneran sama Jaeta?

luv_JaeStan please jangan bawa2 nama Jaeta, heran deh sama yang nggak ada kerjaan :/

ItikTetangga0 belum ada konfirmasi masalah echa dan Jaeta, jangan asal ngelantur. Emang masalah cewek itu terkait sama cowok aja? Enggak lah! Hidup nggak sedangkal itu woy!

Jaeta kembali terdiam melihat postingan Echa, belakangan komunikasi antar mereka nyaris hilang. Jaeta merasa Echa seolah sedang menghindar darinya.

"Ada apa sih sebenarnya?" ujar Jaeta kini bergerak membuka aplikasi chatting dan mencari nama Echa.

Kepada: Echa

Cha, lagi dimana?

Kamu lagi ada masalah?

Lagi di rumah,

Nggak ada apa-apa kok,

:)

Serius kamu cha?

Kalau gitu ayo ketemuan,

Emang mau ketemu dimana?

Ya dimana aja,

Pokoknya kita ketemu

Jangan,

Susah nyari tempat yang mana orang nggak ngelihat kita,

Aku malas sembunyi-sembunyi

Nggak masalah,

aku mau mastiin kalau kamu emang baik-baik aja

Banyak isu yg beredar tentang kita,

aku nggak mau nyari masalah

serius aku baik2 aja jae,

Emang salah kalau ketemu teman?

biarin mereka sibuk sama pemikiran mereka masing2

yg penting kita cha,

Nggak harus teman seperhatian ini,

udahlah jae

jangan terlalu peduliin aku,

aku baik2 aja,

Cha kamu kenapa sih?

Serius kamu aneh

Kamu yg aneh,

udahlah,

Cha kamu itu nggak pernah berubah.

Kalau ada apa-apa itu ngomong,

aku mana bisa paham!?

Aku nggak minta kamu paham.

Emang kamu ngapain sih?

Kamu tahu hubungan kita kan?

jangan bertindak seolah-olah kita lebih dari teman.

Ga guna bicara begini sama kamu,

Aku kesana sekarang!

Lakukan saja apa maumu!

***

Dengan motornya Jaeta memasuki pekarangan rumah bernuansa kayu dan tradisional yang tampak sangat tenang. Setelah memarkirkan motornya Jaeta membuka helm dan berlari ke arah pintu masuk dan menekan bel.

"Cha!!" panggil Jaeta karena pintu tak kunjung juga terbuka.

Jaeta terus menekan bel berulang-ulang hingga pintu yang berada tepat di depannya terbuka menunjukkan seorang wanita yang menatapnya dengan wajah datar.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut Jaeta, ia malah membeku didepan Echa, padahal niat utama ia kesini adalah bertemu Echa, namun setelah bertemu langsung ia malah kehilangan kata-kata.

"Kamu sudah bertemu denganku? Apa lagi? Aku baik-baik saja kan?" Echa bicara terlebih dahulu.

"Kamu kenapa?" hanya itu kalimat yang ada di kepala Jaeta.

"Jae stop bertanya aku kenapa! Harus berapa kali aku bilang kalau aku baik-baik saja!?" kesal Echa pada Jaeta yang begitu keras kepala.

Jaeta menghela napas panjang sambil menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya, "aku paham sekarang. Aku penyebabnya kan? Aku lelah selama ini berpura-pura bodoh mengenai ini Cha,"

Echa diam memperhatikan wajah pria didepannya, cinta pertamanya.

"Maaf jika itu mengganggumu," Echa menjawab sambil tertunduk.

Jaeta menarik napas dalam dan memejamkan matanya sejenak, "apa kamu mau kita menjalin hubungan spesial lagi? Jujur aku masih nyaman bersamamu,"

Mendengar itu membuat Echa tertawa miris mendongakkan kepalanya menatap Jaeta, "dengan statusmu sebagai artis?"

"Lalu apa masalahnya? Mengenai kesepakatanku dengan agensi untuk tidak menjalin hubungan dengan wanita? Aku bisa diskusikan lagi,"

Echa menggeleng, "kita sudah selesai sudah sejak lama. Aku saja yang bodoh terus berharap pada apa yang jelas-jelas tidak mungkin aku miliki. Aku sudah putuskan untuk menghapus perasaanku padamu Jae, jadi tolong bantu aku untuk itu,"

Jaeta mengernyitkan dahinya kaget, "kamu itu kenapa sih Cha!? Kamu seperti sedang tarik ulur tahu nggak? Kamu sendiri yang bilang masih berharap pada hubungan kita, sekarang aku setuju dan akan memperjuangkannya tapi kamu malah menolak. Mau kamu apa sih!?"

"Jangan bertemu denganku, ini menyiksaku, pergilah!" tegas Echa.

"Tidak! Aku tidak tahu alasan utamamu menolakku, beritahu aku alasan jelas agar aku pergi," Jaeta bersikeras tidak ingin menuruti keinginan Echa.

"Kamu benar-benar ingin mendengarnya?"

"Iya."

"Kamu tidak ingin meninggalkan dunia hiburan,"

Jaeta melebarkan matanya kaget mendengar alasan Echa, "kamu tahu ini mimpiku dari dulu Cha, bahkan dulu kamu orang yang mendukungku untuk ini saat yang lain melarangku,"

"Aku paham sekarang kenapa orang-orang melarangmu. Dulu kita belum tahu apapun, aku menyesal dan jika bisa aku ingin membuatmu tidak mewujudkan cita-citamu ini."

Jaeta membeku mendengar pernyataan Echa, "bagaimana bisa kamu bicara demikian? Menyesal?? Apalagi maksudnya itu!? Kamu mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal, apa kamu tidak tahu bagaimana jatuh bangunnya aku bisa sampai di titik ini? Jujur Cha, kata-katamu sangat menyakitkan untukku."

"Kita tidak bisa bersama selagi kamu masih bersikeras bertahan di dunia hiburan," Echa menegaskan walau matanya tampak berkaca-kaca.

"Masalahnya apa sih Cha!?" kesal Jaeta sudah muak.

"Temui papamu dan bilang kamu akan berhenti dari dunia hiburan dan akan mengurus perusahaannya, maka kita bisa bersama."

Tawa Jaeta langsung terdengar setelah penuturan Echa yang menatapnya dalam. "Aku meninggalkan musik? Untukmu?" Jaeta menarik kesimpulan.

Echa tidak menjawab, dia tidak ingin bicara lagi, ia hanya butuh keputusan dari Jaeta.

"Kamu satu-satunya wanita yang mampu membuat seorang Rujaeta Giwa Gendala menutup mata untuk tidak melihat wanita lain sepanjang hidupnya. Tapi sekarang, aku memutuskan untuk membuka penutup mata itu." Jaeta menarik napas dalam sebelum menjawab dengan nada yang sangat tenang.

"Jaeta...," Echa berniat memegang tangan Jaeta namun dengan cepat Jaeta menghindar.

"Aku salah selama ini hanya ingin melihat dan menunggu wanita yang ternyata tidak paham dengan pikiran dan perasaanku. Memaksaku melakukan hal yang aku benci? Aku nggak nyangka kamu bisa bicara seperti ini Cha. Mungkin ini tampak sederhana, tapi bagiku ini sangat menyakitkan. Kamu minta untuk berakhir? Baiklah, kita benar-benar sudah berakhir seutuhnya."

Echa hanya bisa menguatkan kakinya untuk tetap berdiri tegar menatap kepergian Jaeta dari hadapannya dengan raut penuh kebencian.

************************************