"Jae, kamu serius akan keluar?" Erik yang sejak tadi menunggu diluar langsung menghadang Jaeta yang baru keluar dari ruangan Pak Wira.
"Kamu juga akan melarang? Nyatanya keputusanku sudah tidak bisa diubah, tempat ini sudah terlihat seperti neraka bagiku. Dan mengenai kamu sebagai manajer, aku tidak akan membawamu masuk dalam masalah ini, kamu akan tetap aman disini."
Erik memperhatikan Jaeta dengan wajah simpati, "aku tidak akan melarangnya. Aku juga tidak ingin melihatmu terus merasa tidak nyaman dan tertekan, aku akan selalu ada untuk membantu. Bagaimanapun selain artisku, kamu sudah seperti saudara bagiku."
Jaeta tersenyum senang sambil memukul pelan bahu Erik, "terima kasih, kamu memang manajer terbaik yang pernah ada. Hanya saja jangan bawa dirimu terlalu jauh jika tidak ingin didepak dari perusahaan ini."
Erik tertawa sambil kini mereka berjalan beriringan, "apa perlu aku ikut keluar dan ikut denganmu?"