Tangan Anala terus bermain-main pada tangan Jaeta, ia duduk sambil menopangkan dagunya di ranjang Jaeta.
"Jae, kamu bangun dong. Keluarga kamu khawatir, aku juga. Masih lama tidurnya?" tanya Anala pelan melirik Jaeta yang masih menutup mata.
"Aku minta maaf ya udah bikin kamu sedih. Harusnya hari itu aku ga perlu mikir untuk terima kamu lagi, aku ngerasa bersalah banget, apalagi karena kamu udah nyelamatin aku sampai begini. Ini bukan kali pertama kamu begini karena aku, jadinya aku makin ngerasa bersalah. Aku janji ga bakal ninggalin kamu lagi."
Anala menegakkan punggungnya untuk bisa lebih jelas melihat Jaeta, lagian badannya juga terasa pegal. Mata gadis itu beralih melihat jam dinding yang terus berdetak, hari sudah mulai malam.