"Karena semuanya emang nggak baik-baik aja!"
Jaeta terkejut mendengar ucapan Anala sekaligus melihat wajahnya yang terang-terangan memperlihatkan kalau saat ini ia memang begitu kacau.
"Kamu..."
"Aku nggak baik-baik aja Jae, gimana aku bisa baik-baik aja kalau kamu nggak bisa ingat aku? Gimana aku bisa baik-baik aja kalau kamu natap aku seperti orang asing? Gimana aku bisa baik-baik aja kalau orang yang bisa bikin aku tertawa sepanjang hari karena apapun yang ia lakukan tiba-tiba ga kenalin aku? Kamu pikir aku bisa baik-baik aja!? Aku serasa udah mati! Aku berjalan dengan hidup yang terasa hampa!" Akhirnya Anala bisa menumpahkan emosi yang selalu ia pendam sendirian tepat dihadapan Jaeta.
Jaeta membeku seolah kini semua penderitaan Anala berasal dari dirinya.
Air mata Anala kini mengalir, gadis itu tertunduk bergetar tak ingin menahan apapun, ia benar-benar tidak baik-baik saja.