"Anala, kamu mau ngapain sih?" Aksa bertanya pada Anala yang sedari tadi terus berlari dan ia kejar hingga akhirnya mereka kini sudah ada di rooftop rumah sakit, Anala berdiri membelakanginya menghadap ke pemandangan lepas di depannya.
"Aku ga tahu Sa, rasanya kacau banget, semuanya karena aku." Anala bicara dengan suara bergetar.
Aksa diam menyadari Anala sedang menahan tangis.
"Aku ga sanggup, aku ngerasa malu ke Om Juan, Tante Jeni, Kak Talya, semua orang dan diri aku sendiri. Mereka semua pasti sedang merutukiku yang hanya membawa masalah untuk Jaeta. Aku harus gimana!?"
Aksa berjalan mendekati Anala sambil kini mengusap bahu Anala, "kalau emang pengen nangis yaudah nangis aja, teriak kalau perlu biar lega. Kamu menanggung beban perasaan terlalu berat."
Anala langsung terduduk dan menangis sejadi-jadinya, ia tidak berlebihan saat bicara jika rasanya sangat kacau, ia memang sekacau itu saat ini.