Jaeta menarik napas dalam saat menatap sebuah gudang terasing yang terletak jauh dari keramaian, ia kini sedang coba meyakinkan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun yang nanti akan terjadi, yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana ia bisa menyelamatkan Anala, bagaimanapun caranya.
Pria itu mendongakkan kepala menghadap langit yang mulai gelap hingga akhirnya berjalan masuk dengan yakin ke tempat yang dijanjikan oleh Tian ini.
Langkah Jaeta terdengar sangat teratur memasuki gudang itu, namun baru saja ia masuk, pintu yang tadi terbuka langsung tertutup yang tentu membuatnya agak terkejut. Ruangan yang gelap kini diterangi oleh sebuah lampu remang-remang dan tepat di depan Jaeta kini sudah ada Tian yang berdiri tersenyum kepadanya, kini Jaeta juga menyadari bahwa Tian tak sendiri, ia dikelilingi beberapa orang saat ini.
"Dimana Anala?" tanya Jaeta tanpa basa-basi karena tak melihat tanda-tanda kehadiran Anala sama sekali.