Pintu ruangan dimana Anala berada terbuka menunjukkan Tian yang hendak masuk. Menyadari itu tentu Anala langsung menunjukkan wajah tak senang, namun perhatian Anala tercuri pada tali yang ada di tangan Tian.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Anala menatap Tian waspada karena pria itu berjalan kearahnya.
"Kita mulai rencana kita."
"Rencana kita!? Aku tidak pernah punya rencana apapun denganmu!"
Tian tertawa dan menatap Anala sambil tegak pinggang, "hey jangan seperti itu, bukankah kita sudah membicarakannya kemarin? Lagian kamu sudah merindukan pria tidak berguna itu kan? Aku akan mempertemukanmu dengannya agar wajahmu tidak murung lagi."
"Aku sudah bilang untuk tidak melakukan apapun pada Jaeta bukan? Kamu sakit hati padaku, jika ingin lakukan sesuatu lakukan saja padaku!"