Namun senyum itu mendadak berubah, Jaeta menatap Anala dengan wajah penuh ketakutan, "aku tahu Nal, sejak bersamaku kamu mendapatkan berbagai masalah dan ketakutan yang tak seharusnya kamu rasakan. Tapi hal itu gak bisa aku hentikan, dan aku merasa bersalah. Jika terus bersamaku, kamu akan terus merasakannya Nal. Aku ga mau kamu terus kesulitan."
Jaeta memejamkan matanya dan menarik napas dalam, ia memikirkan hal ini setiap harinya, dan setiap memikirkannya membuat Jaeta sangat gelisah dan merasa serba salah.
Mata Jaeta kembali terbuka dan tangannya bergerak menyentuh pipi Anala, "tapi aku ga mau lepasin kamu cantik. Karena aku tahu jika aku melepaskanmu itu artinya aku memutuskan untuk tidak akan merasakan cinta lagi. Walaupun aku tahu jika lepas dariku kamu pasti bisa menemukan orang yang lebih baik, tapi aku ga mau. Maaf sudah bersikap egois."
Tanpa sadar air mata Jaeta jatuh beriringan dengan tangannya yang ia jauhkan dari wajah Anala.