"Udah lama ya," ujar Tian memulai percakapan pada Anala yang duduk disebelahnya. Mereka dalam perjalanan menuju makam Kevin.
"Apa yang udah lama?"
"Nggak ketemu Kevin, dia sahabat terbaikku. Kadang aku berpikir dia belum meninggal, hanya berpisah jarak saja, tuhan mengambil Kevin terlalu cepat."
"Tidak ada yang terlalu cepat atau terlalu lambat, semua berjalan sesuai waktunya."
Tian tersenyum kecil, "kamu sudah melupakan Kevin begitu saja?"
"Semuanya memang sulit, tapi bagaimanapun hidup terus berjalan. Kevin sudah tenang disana sedangkan kita masih harus melewati berbagai hal." Anala menyampaikan dengan tenang.
"Kamu ingat bagaimana dulu kita dengan Kevin?"
Anala menatap keluar dan segurat senyuman hadir diwajahnya, "jika mengingatnya, itu adalah masa-masa yang sangat menyenangkan, terutama waktu kita berkumpul bersama di Paris."