"Mas, kamu butuh aku?"
"Mas, kamu mau dilayani?"
"Mas, mau dikeluarin tidak?"
"Gimana ya ngomongnya yang sopan? ternyata jadi agresif itu tidak gampang." ucap Rara lirih. Setelah mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan pada Arsya nanti, dia akhirnya hanya pasrah. Entah kalimat apa yang otomatis akan keluar nanti. Rara jadi ingat sekretaris Arsya yang gila itu. Dengan gampangnya bisa bersikap agresif pada laki-laki. Kemudian Rara berfikir 'Apa perempuan itu harus kursus dulu kali ya?' Rara yang polos tampak bingung harus bagaimana bersikap saat suaminya nanti pulang dari masjid?
Rara tahu jika Arsya memang sedang menginginkan itu. Tapi dia yang saat ini tidak bisa melakukan, harus dengan apa dia bisa membahagiakan suaminya.
Dari tadi Rara hanya mondar mandir di kamar. Bingung mau apa. Mau keluar kamar takut Arsya marah dan menganggap dia istri yang tidak pengertian. Jika tetap di kamar, dia bingung mencari cara untuk menyenangkan suami.