Sudah lama Arsya tidak menginap di rumah mertuanya. Meski satu bulan sekali dia ke sana, tapi sejauh ini tidak pernah menginap. Berada di rumah mertuanya terlalu lama kadang membuat dia mengingat kembali tentang Jihan. Rosa dan suaminya juga menyadari keadaan Arsya yang tak jauh beda dengannya. Merindukan sosok Jihan. Rosa sekarang lebih ramah dan terbuka. Dia tidak ingin memaksakan kehendak seperti dulu lagi. Cukup satu kesalahan dalam hidupnya yang membuat Jihan tertekan hingga dewasa. Apapun yang membuat Arsya dan Naya bahagia, dia akan mendukungnya. Meski kehadiran Rara sedikit membuat dia sedih. Karena kelak akan ada yang menggantikan Jihan di hati Arsya dan Naya.
"Mama, kita mau masak apa hari ini?" tanya Rara. Ucapan Rara membuat Rosa sadar dari lamunannya.
"Eh Rara maaf mama melamun." Rosa tersenyum. Mengusap airmata di sudut matanya.
"Mama nangis?" tanya Rara.