Sampai di Bandung, Arsya langsung memacu mobilnya ke rumah orangtua Jihan. Sepanjang jalan hanya ada suara Arsya dan Rara saja. Baru sepuluh menit jalan saja Naya sudah tertidur. Dan sampai sekarangpun dia masih tertidur. Sesaat kemudian mereka telah sampai di depan rumah mewah bergaya eropa.
Rara seketika sudah bisa menduga kalau Jihan adalah orang kaya. Dia memang belum tahu latar belakang Jihan. Karena setiap dia ingin bertanya, selalu merasa tidak enak pada Arsya. Dia takut Arsya akan sedih setiap kali mengingat Jihan.
"Naya biar aku gendong, Ra. Kamu bisa tolong ambil oleh-olehnya, kan?" titah Arsya.
"Iya Mas bisa. Aku akan ambil oleh-olehnya." Rara membuka bagian belakang dan mengambil oleh-oleh yang akan dia berikan pada mertua Arsya.
"Halo.. Arsya, Naya cucuku." Tiba-tiba saja Rosa berlari menyambut mereka. Sekilas dia melihat sosok Rara. Tapi sungkan menyapa sebelum dikenalkan Arsya.
