Chereads / CINTA SEORANG PREMAN JALANAN / Chapter 10 - JANJI SEORANG DOKTER

Chapter 10 - JANJI SEORANG DOKTER

" Bang,...bang Abi,..." panggil Jonny menepuk pipi Abimannyu. Abimanyu melenguh kesakitan.

Darah sedikit mengering di mana-mana di sekujur tubuh Abimanyu.

" Bang kita ke rumah sakit ya...,?" desak Jonny

" Jangan,...bawa aku ke rumah saja, dan jemput Kasih,.." suara Abimanyu lemah menahan sakit di punggungnya yang terasa perih.

" Kita ke tempat Kasih aja Bang,..." tawar Jonny.

" Jangan,...nanti ribut di sana,..Kasih saja ajak ke rumah,..." sahut Abimanyu dengan mata yang semakin berat, hawa panas tubuhnya semakin mendera rasa sakitnya.

Sampai di rumah Abimanyu, Jonny segera ke tempat praktek Kasih dengan naik motor nya Abimanyu.

Sampai di rumah Kasih, Jonny melihat Kasih sedang duduk bersama seorang laki-laki yang terlihat lebih tua di banding Kasih. Nampak terlihat tegang di wajah keduanya.

Jonny melangkah masuk, dan mengucapkan salam pada Kasih, dan mengangguk kepalanya pada Gilang yang menatapnya datar.

" Sore Dokter,...teman saya mengalami luka parah. apakah dokter bisa ikut saya,..?" tanya Jonny sedikit ragu takut Kasih sudah lupa padanya.

" Hai,...kenapa Kasih yang harus ikut denganmu, bawa saja temanmu kemarin,..."sela Gilang, dengan tatapan mata yang tidak senang.

" Maaf Mas,....teman saya tidak memungkinkan untuk saya bawa kemari, karena kondisinya sangat parah Mas,.." jelas Jonny dengan hati geram. " Dan lagi pula dokter Kasih kenal kok dengan teman saya,.."

Alis Kasih terangkat, saat Jonny bilang kalau Kasih mengenal temannya yang terluka.

" Sapa nama temanmu itu,..?" tanya Kasih penasaran.

" Abimanyu Dok,..." jawab Jonny.

" Ohhhh Abimanyu,.. "ya,...ya....aku ingat kamu teman Abimanyu kan,...?" kenapa memang dengan Abimanyu,...?" tanya Kasih sedikit cemas.

" Habis di rampok orang dok,...lukanya lumayan parah.. jadi kami tidak membawanya kemari,.." jelas Jonny pada Kasih.

" Kasih,..!" kamu tidak akan ke sanakan,..?" sentak Gilang.

" Aku harus ke sana Lang,...sebagai dokter aku harus menolong siapapun yang membutuhkanku dan itu adalah janjiku saat aku di sumpah sebagai dokter,..." Jelas Kasih sedikit kesal dengan ketidak pedulian Gilang pada sesama.

" Lalu bagaimana dengan acara kita sekarang,..?" apa aku harus datang sendiri di acara pesta itu,..?" suara Gilang meninggi.

" Kalau kamu mau, kamu bisa menungguku,...aku tidak bisa tutup mata jika ada orang yang membutuhkan aku,..."sahut Kasih sambil berkemas menyiapkan peralatannya.

" Oh ya siapa nama kamu Mas, tanya Kasih pada teman Abimanyu,

" Jonny Dok,.."

" Mari kita berangkat ke rumah Abimanyu,..." ucap Kasih dengan menenteng tas dokternya.

Gilang yang merasa tak di hiraukan semakin marah.

" Kasih,...aku harap kamu segera sadar dengan apa yang kau lakukan ini,..." kamu sama sekali tak menghargaiku,..." geram Gilang mencengkeram pintu ruang kerja Kasih.

" Ayo lah, Lang ini hanyalah masalah kecil, aku harus pergi dulu,..nanti kita bicara lagi saat kita pulang ya,.." balas Kasih masih dengan suara yang tenang seakan sudah terbiasa dengan sifat temperamental Gilang.

" Ayo Mas,..kita berangkat,..." Ucap Kasih beralih pada Jonny yang sudah di atas motornya.

" Maaf dok,...saya jemputnya pakai motor,..." kata Jonny dengan rasa yang tidak enak.

" Tidak apa-apa,...santai saja,.." sahut Kasih kalem.

" Silahkan naik Dok,..." ucap Jonny setelah mendekatkan motornya di hadapan Kasih.

Tanpa ragu Kasih naik ke atas motor Jonny, dan memberikan senyumnya pada Gilang yang saat motor Jonny sudah mulai melaju dari tempatnya. Gilang menatap Kasih dengan amarah dalam dadanya, kedua tangannya terlihat mengepal dengan rapat.

Dalam perjalanan Kasih menikamati perjalanannya dengan tenang, seolah tidak ada masalah dengan hubungannya antara dia dan Gilang.

" Emmm dok,...apakah laki-laki tadi pacar dokter,." tanya Jonny memberanikan diri hitung-hitung mencari informasi untuk abimanyu yang keliatannya suka sama Kasih.

" Ya,...dia pacar saya, gilang namanya,...kenapa Mas, terlihat galak orangnya ya,...?" ucap Kasih dan tersenyum, karena banyak temannya yang berpendapat kalau gilang itu galak.

" Galak sih boleh Dok....yang penting tidak menyakiti hati dokter..." balas Jonny.

Kasih hanya tertawa kecil mendengar perkataan Jonny.

" Masih jauh tempatnya Mas,...?" tanya Kasih saat mulai melewati perkampungan yang agak kumuh, banyak anak-anak kecil yang sedang bermain, sepertinya anak-anak yang di jalana kalau di lihat dari kacamata Kasih.

" Bentar lagi sampai Dok,...di ujung sendiri rumah Bang Abi,..." jawab Jonny sesekali menyapa atau membalas sapaan orang yang di temuinya. Pandangan Kasih terarah pada rumah Abimanyu yang sudah terlihat, rumah yang berbahan bambu dengan sebagian tembok, tidak besar dan tidak terlalu kecil tapi nampak terlihat nyaman dan temaram karena ada lampu-lampu kecil di pinggir pagar rumah.

" Sudah sampai , silahkan masuk dok,.." ucap Jonny saat sudah berada di depan rumah Abimanyu.

" Bang Jonny,...!" teriak Stefi keluar dari dalam rumah dengan wajah panik. " Bang,..Bang Abi pingsan Bang,...badannya panas sekali Bang,.." cerita Stefi dengan gugupnya. Jonny segera meletakkan helmnya di atas motor ikut-ikutan panik.

" Dok,..cepat masuk dok,tolong Bang Abi dok,..." mohon Jonny dengan wajah cemas.

" Ya aku akan menolongnya,...tenang ya,.." kata Kasih seraya berjalan masuk ke dalam rumah.

" Di mana Abimanyu nya,..." tanya Kasih saat sudah di dalam rumah.

" Mari dok,...Bang Abi ada di kamar,..." jawab Stefi, Jonny membawakan tas Kasih berdiri di samping Kasih.

" Ini Dok kamar Bang Abi,....silahkan masuk Dok,..tolong Bang Abi ya Dok,..." mohon Stefi lagi dengan mata yang berkaca-kaca.

Berlahan Kasih masuk ke dalam kamar Abimanyu. Terlihat Abimanyu terbaring miring di atas tempat tidur yang sempit, Abimanyu terbaring dengan dada yang telanjang, nampak banyak luka di dada dan di wajah Abimanyu.

" Eh Mas,...tolong pintunya jangan di tutup ya,...dan aku minta tolong, bisa di ambilkan baskom dan air, kalau ada handuk kecil juga ya,."pinta Kasih pada Jonny. Jonny pun melimpahkan pada Stefi yang biasanya mengurusi segala keperluan Abimanyu.

" Abimanyu memangnya kena apa, kok bisa sampai seperti ini..? tanya Kasih pada Jonny sambil mengamati luka Abimanyu yang ada di mana-mana, apalagi saat melihat punggung Abimanyu yang terluka lebar, dengan memar yang sudah membiru.

" Bang Abi di keroyok beberapa orang di jalan,.." jawab Jonny, seraya menerima baskom dari stefi yang sudah balik dengan apa yang di minta Kasih. " Ini dok, air serta handuknya,." Jonny meletakkan baskom yang berisi air serta handuk di atas meja di samping Abimanyu.

" Emm,..bisakah kalian meninggalkan aku dan Abimanyu sebentar,..aku harus segera membersihkan lukanya sebelum terjadi infeksi,.." terang Kasih.

Jonny dan Steffi paham dan mengerti, berdua segera keluar dari kamar Abimanyu.

Kasih duduk di kursi di samping Abimanyu. Dengan sangat telaten, Kasih mulai bekerja membersihkan darah yang hampir mengering di luka-luka Abimanyu. luka-luka yang di dapat Abimanyu lebih banyak di dada, lengan, dan pundaknya, yang paling parah ada di punggung Abimanyu.