Kasih duduk di kursi di samping Abimanyu. Dengan sangat telaten, Kasih mulai bekerja membersihkan darah yang hampir mengering di luka-luka Abimanyu. luka-luka yang di dapat Abimanyu lebih banyak di dada, lengan, dan pundaknya, yang paling parah ada di punggung Abimanyu.
Wajah Abimanyu pun tak lepas dari tangan Kasih. dengan pelan Kasih membersihkan darah yang mengering di pelipis dan di ujung bibir Abimanyu. Bibir bawah Abimanyu terlihat sobek dan kembali mengeluarkan darah, dengan cepat Kasih menekan bibir bawah Abimanyu dengan handuk basah.
" Aauuuuhhhhhh... " suara Abimanyu mengaduh pelan. Matanya sedikit berlahan terbuka, sedikit samar Abimanyu melihat wajah Kasih yang sedang menatapnya. Kepalanya terasa pusing dan teramat berat di gerakkan, matanya semakin meredup dan berkunang-kunang melihat Kasih.
" Kamu sudah sadar Abi...? " tanya Kasih.
Tanpa bisa menjawab Kasih, Abimanyu pun pingsan kembali.
" Ehh,..kok pingsan lagi,..." ucap Kasih sambil menepuk pipi Abimanyu.
" Drrrrrtttttt,....drrrrrrtttttt,..."Gilang is calling"
" Ya Lang,...." jawab Kasih kalem.
" Kamu belum pulang juga,..?" sudah jam berapa ini,...?" teriak Gilang dengan suasana yang terdengar sangat bising.
" Temanku masih belum sadar dari pingsannya , jadi aku harus menunggunya sampai dia sadar Lang,..." jelas Kasih
" Baiklah terserah kamu,...jangan salahkan aku , kalau aku menerima perhatian dari wanita lain,..." ancam Gilang dengan suara penuh amarah.
" Aku percaya padamu kok Lang,...jangan pulang terlalu malam ya,..." pesan Kasih masih mencoba bersabar menghadapi sikap Gilang yang labil.
Kasih menutup ponselnya dan kembali duduk di samping Abimanyu. Karena tidak ada lagi yang harus di kerjakan, Kasih hanya bisa duduk termenung menunggu sampai Abimanyu sadar. Dalam duduk termenungnya Kasih menatap wajah Abimanyu. Baru kali ini Kasih bisa mengamati wajah Abimanyu. Wajah yang tampan, dengan hidung yang mancung, dan alis mata yang tebal memanjang, serta bulu halus yang tumbuh di rahangnya menambah kejantanan seorang Abimanyu. Kulit Abimanyu tidaklah halus seperti orang pekerja kantoran, tapi kulit Abimanyu bersih walaupun warna kulitnya kuning langsat. Dada yang bidang dan kokoh, terlihat sangat sixpack, walau ada guratan bekas luka, yang tak mengurangi keindahan dada Abimanyu. Sayangnya Kasih sama sekali tidak mengenal secara baik siapa sebenarnya Abimanyu. Karena sampai hari ini, tiap kali Kasih bertemu dengan Abimanyu selalu tak jauh dari aksi kekerasan.
" Aiiirrr,,..." gumam Abimanyu lirih.
Kasih yang melihat Abimanyu sadar dan meminta air, segera mengambil segelas air di atas nakas. Dengan mengangkat sedikit kepala Abimanyu, Kasih membantu meminumkannya.
" Kamu masih di sini,..?" tanya Abimanyu lirih.
" Em,..aku menunggumu sadar,..." aku tidak bisa pulang, kamu ada demam,.." jawab Kasih apa adanya.
" Sudah malam, kamu pulanglah,...biar di antar Jhonny..." ucap Abimanyu dengan sedikit merintih saat ingin memiringkan tubuhnya.
" Hati-hati,...kamu jangan bergerak dulu,..lukamu cukup parah,.." cegah Kasih menyentuh pundak Abimanyu. " Tubuh kamu panas sekali Bi,...kamu demam,.." Ucap Kasih setelah memegang kening Abimanyu.
Hati Abimanyu bergetar saat jemari halus Kasih menyentuh kulit wajahnya.
" Aku tidak apa-apa ,...ini sudah malam tidak baik buatmu kalau kamu pulang malam,.." sahut Abimanyu mencoba untuk duduk.
" Abi kamu jangan keras kepala , berbaringlah lagi,.." ucap Kasih menahan tubuh Abimanyu yang bergerak akan duduk. Mendengar suara Kasih yang lembut tapi terkesan tegas membuat nyali Abimanyu menciut. Dengan patuh Abimanyu menuruti perkataan Kasih.
Senyum Kasih mengembang saat Abimanyu berbaring lagi menuruti perkataannya.
" Aku kompres ya Bi,...biar demammu segera turun,..." ucap Kasih penuh perhatian, membuat hati Abimanyu semakin meleleh.
" Drrrrrrtttttttt,...drrrrrrttttt,.." Linda is calling.
" Bi,...ponselmu bunyi tuh,..." ucap Kasih saat ponsel Abimanyu berbunyi terus.
" Bisa minta tolong kamu terima telponnya ,..." telingaku sangat sakit,.." ucap Abimanyu pada Kasih.
Berlahan Kasih menerima panggilan ponsel Abimanyu.
" Abi sayannngg,...." kamu ke mana aja sih,...." aku rindu tahu,..." ucap Linda di sana dengan sangat manja.
Kening Kasih mengkerut mendengar suara wanita yang seperti nya sudah sangat akrab dengan Abimanyu, apalagi panggilnya Abi sayang.
" Maaf mbak,...Abimanyu nya lagi sakit,...masih belum bisa terima telpon,.." ucap Kasih menjelaskan kondisi Abimanyu.
" Eh,...Abi sakit apa,..?" di mana,...?" dan kamu apanya Abi,....?" tanya Linda beruntun.
" Saya dokter yang merawat Abimanyu mbak,.." mungkin besok mbaknya bisa telpon Abimanyu lagi,.." jawab Kasih dengan sopan.
" Ok ok,...salam sayang buat Abi ya,..bilang dari aku kekasihnya Abi Linda,..." ucap Linda tanpa rasa malu sedikitpun.
" Ya Mbak,..." ucap Kasih , sambil menatap Abimanyu yang menatapnya dengan pandangan kikuk.
" Ada apa Bi,..?" tanya Kasih setelah menutup panggilan Linda.
" Aku minta jangan dengarkan omongannya dia,.." aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya,.." jelas Abimanyu merasa kikuk.
" Kenapa harus di tutupi Bi,...dia sendiri bilang kalau dia kekasih kamu,..." ucap Kasih dengan kalem.
" Maafkan aku,...kalau kamu lebih percaya sama dia,..baiknya kamu pulang sekarang, aku mau istirahat,.." ucap Abimanyu dengan rasa kecewa karena Kasih tidak mempercayainya.
" Loh ,..kenapa kamu uring-uringan Bi,..?" kalau memang tidak ada hubungan ya sudah,.." jangan ngambek seperti pacar begitu,...?" ujar Kasih dengan tawa lirih nya melihat Abimanyu yang terlihat marah.
" DEG "
" Ngambek seperti pacar,..?" batin Abimanyu berkelana,. memang benar apa kata Kasih, kenapa dia harus marah jika itu tidak benar, dan kenapa dia harus ngambek, layaknya dia pacar Kasih,padahal dia bukan siapa-siapanya Kasih.
" Abi,..?" kamu masih mendengarkan aku kan,..? " Jadi tidak aku mengompres mu Bi,..?"
tanya Kasih menyentuh kening Abimanyu yang panasnya semakin menyekat.
" Pulanglahโฆ.aku tidak akan mati hanya karena demam,..." ini sudah sangat malam,..." jawab Abimanyu dengan suara mulai bergetar menahan demamnya, apalagi rasa nyeri di bagian punggung dan dadanya yang terluka.
" Aku akan menjagamu malam ini,..." sahut Kasih dengan tenang, sambil mulai mengompres kening Abimanyu. Abimanyu bergerak spontan menghadap Kasih, yang menyebabkan rasa sakit lagi pada lukanya
" Auhhhhh,.." suara Abimanyu mengaduh.
" Kamu kenapa Bi,...sudah tahu sakit masih bergerak-gerak terus..."
" Kamu tadi bilang apa Sih,...?" menjaga ku malam ini,...?" maksudnya apa..?" tanya Abimanyu merasa tak yakin.
" Maksudnya aku tidak akan pulang malam ini, aku akan menjagamu,..demammu sangat tinggi aku tidak ingin kamu mengalami kejang-kejang,.." jelas Kasih menatap Abimanyu.
Wajah Abimanyu memerah dan menjadi salah tingkah. " Apa ini,...?" apakah ini sebuah mimpi yang sangat indah,....sebuah mimpi yang tak pernah terlintas dalam bayangan sekalipun, Kasih seorang dokter yang masih muda dan cantik, menginap di rumahnya demi dirinya yang bukan siapa-siapa,..?" tanpa sadar tangan Abi menampar pipinya dengan sedikit keras.
" Aaauuwww,...." teriak Abimanyu sambil memegang pipinya,
" Kamu kenapa Bi,...?" kok kamu menampar pipi kamu sendiri,...?" tanya Kasih heran melihat tingkah Abimanyu yang sedikit aneh.
" Ada nyamuk di pipiku, tadi terasa menggigit ku, jadi aku reflek membunuhnya,.." jawab Abimanyu dengan wajah polosnya.
Kasih tertawa terkekeh,..melihat kamar Abi yang rapi dan bersih tidak mungkin ada nyamuk yang masuk kamar, apalagi menggigit pipi Abi..." Abi..Abi,.." tingkahmu sungguh menggemaskan dan sangat polos,.." batin Kasih sambil menatap wajah merah Abimanyu.
" Kenapa kamu tertawa dan menatapku seperti itu,...apa ada sesuatu di wajahku,..?" tanya Abimanyu sambil meraba wajahnya yang sedikit lebam.
" Tidak ada apa-apa,..sudah,..." tidurlah, biar aku mengerjakan tugasku, biar kamu cepat sembuh,..." ucap Kasih , sambil mengompres kembali kening Abimanyu.
" Hemm,.. terimakasih ya Sih,..sudah mau menjaga ku,.." ucap Abimanyu dengan hati yang semakin meleleh.