(POV Nana)
Pagi ini, kekuatan anehku sedang aktif. Semua anak di Kelas 1-F sedang jatuh cinta padaku, termasuk Roman-hentai. Kesempatan langka ini akan aku gunakan sebaik-baiknya. Aku akan meneliti dan mengobservasi tentang sebuah perasaan yang disebut cinta.
Setelah menimbang-nimbang dan memperhitungkan, akhirnya aku berhasil memilih satu dari sebelas cowok hentai yang berada di kelas ini. Cowok ini mungkin orang yang paling pas untuk aku jadikan objek percobaan.
"Erza-hentai, jadi pacarku dong!"
"A-apa kamu serius? Apa Nyonya Nana tidak keberatan memilihku?" Ekspresi Erza-hentai terlihat begitu serius.
Kenapa Erza-hentai begitu serius? Aku cuma mengajaknya pacaran, kalau cuma pacaran kan bisa putus kapan aja.
Kenapa seserius itu? Oh, berarti cinta itu sesuatu yang serius. Ok, akan kutulis di catatanku.
"Iya, ayo kita pacaran!"
"B-baik! Aku akan membahagiakanmu selamanya, Nana!"
Wajah Erza-hentai begitu kemerahan, dia pun jadi terlihat bersemangat. Berarti cinta bisa bikin wajah kemerahan dan membuat diri jadi bersemangat. Ok, aku catat.
Sekarang, Erza-hentai sudah resmi jadi pacarku. Erza-hentai kelihatan senang sekali, sedangkan murid lelaki lain tampak kecewa karena aku sudah didapatkan oleh Erza-hentai.
Setelah itu, Jui-sensei-hentai masuk kelas, kemudian pelajaran dimulai.
***
"Nana, makan bareng yuk di kantin!" ajak Erza-hentai
"Hah? Kenapa kita harus makan bareng?" tanyaku.
"Kita kan pacaran."
Kalau pacaran harus makan bareng, ya? Ok, aku catat.
Akhirnya, aku dan Erza-hentai jalan berdua ke kantin untuk makan bareng. Biasanya, saat istirahat begini aku makan bersama anak-anak cewek, tapi sekarang aku makannya bareng Erza-hentai. Hmm, pengalaman baru.
Aku dan Erza-hentai jalan berdua di lorong, posturku yang pendek membuat aku terlihat seperti adiknya Erza-hentai. Apalagi, dari tadi dia memegang erat tanganku, seolah takut aku diculik orang jahat.
"Erza-hentai, ngapain pegang tanganku?"
"Aku takut kamu diculik orang jahat."
Ternyata memang benar, ok aku catat.
Setelah mencari tempat duduk, akhirnya kami berdua berhasil mendapatkannya. Aku disuruh duduk dan menunggu, sementara Erza-hentai akan memesankan pesananku.
"Nana, kamu mau pesan apa?" tanya Erza-hentai setelah aku duduk.
"Terserah, samain aja sama kamu."
"Ok, tunggu di sini ya. Biar aku yang pesankan." Erza-hentai kemudian pergi menuju tempat pemesanan.
"Erza-hentai!" Aku memanggilnya dari belakang
"Ya, ada apa? Mau ganti pesanan?"
"Kalau kamu pergi, nanti aku di sini sendirian. Kamu gak takut aku diculik?" tanyaku.
"Oh, iya juga, ya. Yaudah, ayo pesan bareng."
Erza-hentai meraih tanganku, kemudian menariknya. Aku dan Erza-hentai pesan makanan bareng.
"Hmm, makanannya enak ya."
"Iya, ibu kantinnya memang udah pro, seperti koki bintang 5," kataku.
Aku dan Erza-hentai makan berdua di kantin. Rasanya sedikit aneh, biasanya aku makan bareng Lullin dan Maggiana. Biasanya, aku ngomongin tentang acara televisi yang kita tonton semalam, tapi kalau ngomongin itu sama Erza-hentai rasanya jadi aneh.
"Erza-hentai, aku mau ke kamar mandi sebentar," izinku.
"Ok." Erza-hentai masih melahap makanannya.
Saat hendak pergi, aku teringat sesuatu.
"Oh, iya. Erza-hentai, kamu gak takut aku diculik?" tanyaku.
"Ya takutlah. Ayo aku antar ke kamar mandi."
Akhirnya, kami berdua meninggalkan makanan kami yang belum habis. Erza-hentai berjalan di sampingku, dia senyum-senyum sendiri padahal aku gak ngapa-ngapain.
Berarti, orang akan senyum-senyum sendiri kalau berjalan di sebelah orang yang disukainya. Ok, aku catat.
Kami pun sampai di kamar mandi perempuan.
"Erza-hentai, aku tau kamu takut aku diculik. Tapi, nunggunya jangan di dalam juga!" kataku mengusir Erza-hentai.
"S-siap!" Erza-hentai langsung pergi.
Saat meninggalkan kamar mandi, Erza-hentai masih berdiri di depan kamar mandi perempuan. Matanya sangat jeli, mengawasi setiap orang yang berlalu lalang. Dia terlihat seperti om-om pedofil yang menunggu anak-anak SD bubaran dari sekolahnya.
"Erza-hentai, sekarang mau kemana?" tanyaku.
"Aku juga mau ke kamar mandi. Kamu ikut ya!"
"Ok," kataku
"Ayo ikut ke dalam," ajak Erza-hentai.
"Hah? Gak mau lah. Dasar hentai!"
"Ayolah. Aku takut kamu diculik." Erza memohon.
"Gak mau!" Aku tetap menolak.
"Yaudah, aku gak jadi kencing kalau gitu. Ayo kembali ke kelas."
"Eh, jangan. Nanti kantung kemihmu hancur, kamu harus kencing!"
Kami berdebat seperti orang bodoh. Lebih bodohnya lagi, kami berdebat di depan toilet.
Di saat kami berdebat, ada dua orang lelaki dari kelas kami yang lewat.
"Oi Rock dan Parsel, tolong jagain Nana sebentar, ya. Aku takut dia diculik," kata Erza-hentai yang sudah kebelet kencing.
"Namaku Kensel woy, Kensel!" Ransel-hentai protes.
"Ok, siap," jawab Rock-hentai.
Erza-hentai pun segera masuk ke toilet, sepertinya sudah diujung tanduk. Kalau Rock-hentai dan Ransel-hentai tidak lewat, mungki Erza-hentai akan ngompol di celana.
Berarti, cowok akan nahan kencing kalau lagi sama pacarnya. Ok, aku catat.
"Ah... lega. Makasih ya udah jagain Nana. Sana pergi! hush hush!" Erza-hentai mengusir Rock-hentai dan Ransel-hentai.
"Sekarang kita ke mana?" tanyaku lagi.
"Sebentar lagi masuk, ayo kita ke kelas," ajak Erza-hentai, dia menggenggam tanganku lagi.
Aku merasa bingung, sebenarnya Erza-hentai itu pacarku atau bodyguard-ku, ya?
***
"Nana, mau pulang, ya? Ayo aku antar."
"Tidak usah, aku pulangnya bareng Maggiana sama Lullin."
Maggiana sama Lullin tiba-tiba bertingkah aneh.
"Ehem... Nana, aku dan Lullin ada urusan sebentar. Kamu pulang duluan aja," ucap Maggiana.
"Heee??? Yaudah kalo gitu."
Maggiana dan Lullin kemudian pergi meninggalkan kelas.
"Ayo!"
Erza-hentai menggenggam tanganku lagi, dia takut kalau aku akan diculik. Aku jadi bingung, sebelum pacaran dengan Erza-hentai, aku merasa biasa saja, tidak ada perasaan takut diculik atau apapun. Tapi, setelah pacaran, aku malah merasa takut diculik orang jahat.
Apakah orang jahat akan muncul ketika ada orang yang berpacaran? Ok, aku catat.
"Nah, sudah sampai. Hati-hati di rumah, ya," ucap Erza-hentai.
"Ya, kamu juga. Selamat istirahat di jalan," kataku, Erza-hentai kemudian pergi meninggalkanku.
Setelah sampai rumah, aku langsung menjatuhkan diriku di Kasur.
Hah... lelah sekali...
Aku dan Erza-hentai sudah berpacaran hari ini. Tapi, aku masih belum mengerti apa itu cinta. Aku masih belum merasakan sebuah reaksi kimia yang dinamakan jatuh cinta. Aku masih bingung dan buta akan cinta.
Kalau dipikir-pikir, kegiatan pacaranku dengan Erza-hentai hanyalah makan bersama, pergi ke toilet bersama, dan juga pulang bersama. Memangnya, untuk melakukan hal-hal itu harus pacaran dulu, ya?
Aku dan Lullin setiap hari kayak gitu, tapi kita berdua gak pacaran.
Kok bingung, ya?
Ah, berarti orang akan bingung kalau lagi pacaran. Ok, aku catat!