(POV Akemi)
Aku merasa kesepian. Aku merasa terisolasi. Meski sekarang aku sedang berada di tengah keramaian, meski aku sedang berada di dalam Kelas 1-F, aku merasa kesepian. Aku merasa seperti orang asing.
Shino dari tadi berbicara kepadaku, tapi aku tidak paham dengan apa yang dia bicarakan. Shino berkata hal yang aneh. Semua anak bertingkah aneh hari ini.
"Guk guk guk guk, guk guk guk guk," kata Shino, tersenyum antusias.
(Dia ngomong apa sih?)
Aku membalas senyuman Shino, kemudian Shino meninggalkanku.
Hari ini, semua orang berbicara Bahasa hewan. Entah apa maksudnya, tapi semua orang melakukannya. Anehnya, meski Bahasa hewan mereka berbeda, mereka saling mengerti satu sama lain.
"Kok, kok kok kok kok kok, kok!" ucap Hoshi, kepalanya bersinar.
"Mbee mbee mbee," balas Shuu.
(MEREKA NGOMONG APA???)
Saat kebingungan dengan situasi ini, Lev tiba-tiba mendatangiku. Dia tersenyum dan berbicara padaku.
"Meow meow meow?" tanya Lev
"Ya, kemarin," jawabku.
(Ya enggak, lah! Mana aku paham!)
"Meow!" kata Lev, kemudian dia pergi meninggalkanku.
(Eh? Apa jawabanku benar?)
Semua orang berbicara Bahasa Hewan hari ini, ada yang bicara Bahasa Kucing, ada yang bicara Bahasa Anjing, ada juga yang bicara Bahasa Kambing. Tapi, ada satu murid yang sedikit normal, orang itu adalah Nana.
Aku melihat Nana sedang mengobrol dengan Ota.
"Moo moo moo, moo-hentai, moo moo moo-hentai?" tanya Nana.
"Krik, krik krik!" Ota marah-marah.
(Kenapa Ota marah? Apa yang dikatakan Nana? Ah, aku sungguh pusing)
Di saat aku pusing, Jui-sensei datang ke kelas untuk melakukan Homeroom.
"Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek Kwek. Kwek Kwek! Kwek Kwek?" Jui-sensei berceramah panjang lebar.
Kenapa suara Jui-sensei jadi seperti bebek? Apa dia dikutuk karena mencuri bebek tetangga?
"Moo! Guk! Meong! Krik! Chip! Kuk! Kero! i-ah i-oh! uuk-aak!" Semua orang menjawab dengan antusias. Suara hewan mereka membuat kelas ini jadi seperti kebun binatang.
Aku gak paham Jui-sensei ngomong apa, tapi aku juga ikut menjawab.
"IYA!!!!" kataku, berteriak.
Jui-sensei tiba-tiba kaget. Anak-anak juga kaget. Semua orang di dalam ruangan melihat ke arahku. Apa aku salah bicara?
"Kwek!" Jui-sensei memanggilku, aku kemudian menoleh. "Kwek kwek kwek kwek?" tanya Jui-sensei.
"Saya tidak mengerti sensei bicara apa," kataku, jujur.
Jui-sensei menepuk jidatnya. "Kwek..." Terdengar desahan panjang.
Serius, aku gak ngerti Jui-sensei ngomong apa.
Aku kemudian mengangkat tangan. "Jui-sensei, coba tulis apa yang ingin sensei ucapkan di papan tulis," saranku.
"Kwek!" raut wajah Jui-sensei tiba-tiba cerah. Jui-sensei langsung mengambil kapur dan menulis sesuatu di papan tulis.
Aku masih bingung, tulisannya gak beda jauh sama apa yang dia ucapkan. Tulisan di papan tulis isinya 'kwek kwek kwek',
(Mana aku paham, woy!)
Shino melempar kertas ke mejaku. Kemudian aku buka isinya.
"Guk guk guk!"
Halah, Shino juga sama saja, tulisan macam apa ini.
"Kwek kwek kwek kwek kwek?" Jui-sensei bertanya lagi padaku. Aduh, Jui-sensei nanya apa? Percuma dia nanya, aku gak ngerti dia ngomong apa.
Hmm, Mungkin aku harus membalasnya dengan Bahasa hewan juga.
"Kwek," balasku
"Hore!!" Jui-sensei tiba-tiba berteriak dan mengangkat tangannya, dia terlihat sangat gembira. Begitupun anak-anak lain, mereka menepuk-nepuk bangku tanda kegirangan. Ada apa ini sebenarnya?
Di tengah pesta pora anak-anak, Roman berjalan ke depan kelas sendirian.
"Selamat Akemi, kamu sudah bergabung di klub Bahasa Hewan!" ucap Roman.
"Klub Bahasa Hewan?"
"Iya, semua murid di kelas ini termasuk Jui-sensei sudah pernah mengucapkan Bahasa Hewan. Hanya kamu saja yang belum mengucapkannya. Pokoknya selamat bergabung!" Roman menyambutku dengan meriah.
(Klub Bahasa Hewan? Klub macam apa itu!)
Astaga, hari ini benar-benar hari yang gak jelas.