Hoshi punya sebuah rahasia yang sangat memalukan. Entah bagaimana caranya, Shuu bisa tahu. Suatu hari, Shuu tiba-tiba menanyakan sesuatu yang sangat tidak ingin Hoshi jawab.
"Hoshi. Apa kau masih mengompol saat tidur?"
"Hah? kenapa tiba-tiba nanya hal itu?" jawab Hoshi, sedikit panik.
"Gapapa. Aku cuma ingin tahu," balas Shuu
Sebenarnya, Hoshi bisa saja diam dan tidak menjawab. Tapi, kalau Hoshi diam, Shuu akan mengira kalau Hoshi masih mengompol. Tapi, kalau Hoshi berbohong, kepalanya juga akan bersinar. Pokoknya, semua serba salah. Hoshi pasti akan ketahuan kalau dia masih mengompol.
"Tentu saja tidak, mana mungkin aku mengompol," jawab Hoshi, kepalanya kemudian bersinar.
Shuu tidak tertawa sedikitpun, dia hanya senyum-senyum saja. Sedangkan Hoshi merasa malu setengah mati.
Besoknya, Shuu bertanya hal yang sama lagi kepada Hoshi.
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi hari ini?"
"Waah, cuaca hari ini sangat cerah, ya," ucap Hoshi, mengalihkan pembicaraan.
Tapi, Shuu tidak mau mengalah, dia bersikeras menanyakan hal itu pada Hoshi.
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi?"
"Gajah itu bisa terbang gak, sih?" tanya Hoshi, kembali mengalihkan pembicaraan.
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi?"
"Aku mau ke toilet sebentar." Hoshi pergi meninggalkan Shuu.
Shuu benar-benar tega, dia terus menerus bertanya tentang hal itu. Ya, meski sudah SMA, Hoshi masih suka mengompol saat tertidur. Untuk ukuran anak seusianya, mengompol saat tidur tentu saja hal yang sangat memalukan. Kalau para perempuan tahu, bisa-bisa Hoshi jadi jomblo seumur hidup.
Saat Hoshi kembali dari toilet, Shuu melanjutkan pertanyaan yang tadi.
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi?"
Hoshi diam, mengacuhkan Shuu.
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi?"
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi?"
"Hoshi. Apa kau mengompol lagi?"
Shuu terus-menerus meneror Hoshi dengan pertanyaan horrornya.
"Tidak. Aku sudah tidak mengompol lagi. Diam kau, sialan!" Hoshi memarahi Shuu, kepalanya kemudian bersinar.
Shuu tampak puas setelah mendengar jawaban dari Hoshi. Seperti biasa, Shuu tidak tertawa, dia hanya tersenyum pertanda bahwa dia puas.
***
Suatu pagi, Hoshi berhasil bangun tanpa mengompol di celana. Hoshi sangat bahagia sekaligus bangga dengan pencapaiannya satu ini. Yang paling penting, sekarang Hoshi bisa menjawab pertanyaan dari Shuu dengan sangat percaya diri.
Namun, saat di sekolah, Shuu ternyata tidak bertanya apapun pada Hoshi. Padahal kemarin dan hari-hari sebelumnya, Shuu selalu meneror Hoshi dengan pertanyaan memalukan itu. Hoshi menggerutu sendiri, dia kesal karena Shuu tidak menanyakan hal itu lagi.
Hoshi yang sedang menggerutu, tiba-tiba didekati oleh Shuu.
"Hoshi. Apa PS3-mu masih jalan?" tanya Shuu.
"Ya, masih," jawab Hoshi.
"Bagus. Nanti, aku akan main ke rumahmu."
"Oke."
Tidak, tidak! Bukan itu yang ingin Hoshi dengar. Hoshi ingin Shuu bertanya 'Apa kau mengompol lagi hari ini?'. Ya, itulah pertanyaan yang ingin Hoshi dengar.
"Shuu. Apa kau tidak ingin bertanya sesuatu padaku?" Hoshi berusaha memancingnya.
"Bertanya? Ah, iya. Hoshi, apa kau bisa bernapas?"
"Hah? Ya iyalah! Pertanyaan macam apa itu. Tanya aku yang lain. Pertanyaan yang sering kau tanyakan sebelumnya."
"Pertanyaan yang sering aku tanyakan? Kenapa kau botak?"
"Bukan! Ayo tanya aku, apa aku masih mengompol? Cepat!" Hoshi mulai emosi.
"Kawan, maafkan aku sebelumnya karena sudah memaksamu menjawab pertanyaan yang tidak ingin kau jawab. Mulai sekarang, aku tidak akan menanyakan hal itu lagi." Shuu menepuk pundak Hoshi.
"Apa? Tidak! Kau harus menanyakan hal itu sekarang juga. Cepat!"
"Kamu ini masokis, ya?"
"Tidak! Ayolah cepat tanya aku!" Hoshi benar-benar kesal.
"Baiklah. Apa kau mengompol lagi hari ini?" tanya Shuu.
"Tidak. Aku tidak mengompol hari ini," jawab Hoshi, kepalanya tidak bersinar. "Yosha!!! Lihat itu Shuu, kepalaku tidak bersinar. Aku tidak berbohong, bukan?" Hoshi sangat antusias.
Tapi, Shuu berekspresi biasa saja.
"Astaga..." Shuu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Hoshi, kau tidak perlu malu kalau kau masih mengompol," kata Shuu.
"Hah, kenapa begitu?"
"Soalnya, sampai sekarang aku juga masih mengompol," ucap Shuu, tanpa menunjukan ekspresi malu.