Setelah memaksa Viona akhirnya Andrew mendapatkan ijin untuk tidur di apartemen baru Viona. Andrew merasa tak tenang meninggalkan Viona pulang apalagi setelah Viona bercerita tentang Fernando yang memaksa Viona untuk menikah kontrak , hal itu membuat Andrew khawatir. Pria seperti Fernando yang mempunyai kekuasaan penuh di kota tentu saja tak mudah untuk melawannya apalagi bagi Viona yang hanya seorang wanita biasa, memikirkan itu membuat Andrew stres.
Apartemen Viona yang kecil membuat Andrew harus cukup puas tidur di sofa sementara Viona tidur di ranjang yang sebenarnya cukup untuk dua orang, akan tetapi Andrew cukup tau diri untuk tak membuat Viona membencinya. Andrew belum bisa tidur seperti kebiasaannya selama ini dirumahnya, pekerjaannya sebagai seorang polisi memaksanya untuk selalu waspada. Andrew duduk di sofa dan memainkan ponselnya ia kemudian berjalan menuju sofa dan menatap Viona yang sudah tertidur pulas, wajah cantik itu terlihat teduh saat tidur.
"Bulu mata mu sangat cantik Vio,"ucap Andrew lirih saat menatap viona dalam jarak yang cukup dekat.
Kalau orang yang tak memperhatikan dengan jelas pasti akan mengira Viona memakai eyelash extension padahal bulu matanya memang sudah panjang secara alami, tampilannya disempurnakan dengan baby hair yang tumbuh di sekitar kening.
"Selamat tidur Viona,"ucap Andrew lirih sambil berjalan kembali ke sofa.
Sementara itu di istana Fernando tampak tengah duduk di ruang pribadinya yang berisi banyak dokumen penting, berbagai macam penghargaan yang didapat dan ada beberapa brankas yang birisi emas berlian dan uang dollar beserta surat penting lainnya. Ia masih belum bisa tidur sejak tadi sore bertemu dengan Viona pikirannya jadi tak bisa dipakai untuk berfikir lagi. Fernando yang punya segala tak pernah di tolak oleh wanita manapun harus merasakan sakit hati ketika penawarannya ditolak mentah-mentah oleh Viona, padahal banyak orang penting di kota yang ingin menjodohkan putri mereka pada Fernando tapi selalu Fernando tolak dengan alasan masih ingin melebarkan sayap di dunia bisnis.
"Tak ada yang bisa menolakku Viona, kau akan kupastikan ada diranjangku secepat mungkin,"ucap Fernando dengan tersenyum tipis lalu keluar dari ruangan pribadinya menuju kamar tidurnya karena hari sudah hampir jam dua pagi.
Saat mentari pagi tiba sinarnya perlahan masuk melalui sela-sela tirai dikamar Viona dan membangunkan Andrew yang masih pulas tidur, sementara Viona sudah selesai mandi dan sudah selesai membuat sarapan berupa roti pancake toping passion fruit Syrup dan beberapa irisan stroberi dan dua gelas fresh milk.
"Hei pak polisi bangun matahari sudah tinggi kau tak pergi kerja kah?"ucap Viona lembut sambil menepuk punggung Andrew.
"What time is it?"tanya Andrew dengan malas.
"Almost 8 o'clok," jawab Viona singkat.
"What aku kesiangan Vio!!!"pekik Andrew panik dan langsung berdiri seketika dengan menyambar jaket dan pistol yang ada diatas meja.
Saat sedang terburu-buru ia kaget karena melihat Viona justru tertawa terbahak-bahak hingga membuatnya penasaran.
"Maaf aku bergurau ini masih jam 6.15 menit Andrew hehehe.."ucap Viona sambil memegang perutnya yang sakit karena tertawa.
"Akh kau Vio !!! puas sekali mengerjaiku,"sahut Andrew sambil berkacak pinggang didepan Viona.
"Sorry , lebih baik kau segarkan wajahmu lalu sarapan ayo,"ucap Viona sambil menyerahkan handuk muka dan satu buah sikat gigi untuk Andrew pakai.
"Thanks " jawab Andrew dengan tulus ketika menerima pemberian Viona.
Viona mengangguk pelan lalu berjalan ke dapur untuk sarapan sambil menunggu Andrew, Viona membuka laptopnya untuk memeriksa jadwal hariannya hari ini. Tak lama kemudian Andrew keluar lalu duduk didepan Viona dan mulai menikmati sarapan buatan Viona itu, sesekali Andrew mencuri pandang ketika Viona tengah sibuk di depan layar laptopnya.
"Aku boleh ikut denganmu?" tanya viona sambil memasukan irisan pancake terahir kedalam mulutnya.
"Sure, ayo,"jawab Andrew sambil memakai jaketnya.
Viona pun segera bergegas mengikuti Andrew yang sudah keluar lebih dulu dari apartemen nya itu, dengan cepat Viona mengunci pintu lalu turun ke lantai satu dimana mobil Andrew sudah terparkir cantik.
"Hati-hati licin,"teriak Andrew pada Viona yang berlarian ke arahnya.
"Hehehe iya bawel ... ayo !! " jawab Viona sambil tersenyum.
Mereka kemudian masuk ke mobil dan segera menuju ibu kota tempat dimana keduanya bekerja, kantor polisi tempat Andrew bekerja jaraknya tak jauh dengan rumah sakit Viona jadi menyulitkan Andrew untuk mengantar Viona.
Begitu mobil Andrew berhenti di lobby rumah sakit Viona langsung turun dan masuk ke dalam rumah sakit, ia berjalan dengan terburu-buru menuju ruang gantinya karena tak ingin telat. Sebenarnya waktu jam kerja Viona masih kurang tiga puluh menit lagi tapi ia ingin berbicara dengan dokter yang akan ia gantikan jam kerjanya untuk memastikan kondisi pasien lebih detail pada rekan dokternya.
Beberapa suster dan dokter yang berpapasan dengan Viona kaget karena melihat luka di kening Viona padahal Viona sudah susah payah menyamarkannya dengan sengaja memotong poninya, tapi tetap saja luka itu bisa terlihat oleh staff yang lain.
"It's ok, ini hanya luka kecil tenang aja lagipula juga sudah di obati,"jawab Viona pada beberapa dokter yang bertanya tentang luka Viona.
"Seharusnya kalau anda masih sakit, anda bisa libur dokter jangan memaksakan diri,"ucap seorang dokter wanita dibagian kandungnya berbicara pada Viona.
"Betul dok luka saya tak apa-apa, everything is fine," jawab Viona menyakinkan dokter itu lagi.
Karena Viona yang bersikeras menunjukkan pada orang-orang kalau lukanya tak bermasalah akhirnya mereka percaya, para dokter pun kembali ke tugasnya masing-masing begitu juga dengan Viona. Seperti biasa Viona akan melakukan kunjungan rutin tiap pagi pada pasien-pasien yang dirawat, dengan didampingi dua orang suster Viona mengunjungi lima belas orang pasien.
Bar Rainbow
Di dalam kamar mewah milik Jessica masih terbaring tubuh sixpack yang masih tanpa busana dengan pulas, Jessica pun justru menikmati saat-saat seperti itu. Ia dengan centil terus meraba-raba perut Frank yang masih terlelap.
"Jangan bangunkan lagi Jessica semalam kita sudah enam kali, apa kau masih kurang puas ha? " tanya Frank sambil memegang tangan Jessica yang sedang bermain di tubuh bagian bawahnya.
"Aakh Tuan, Jesicca selalu ketagihan ketika melayani Tuan, kapanpun tuan membutuhkan Jessica akan dengan senang hati melayani," jawab Jessica dengan nada yang menggoda.
Mendengar perkataan Jesicca membuat Frank langsung membuka matanya dan langsung menarik tubuh sintal Jesicca lebih dekat lagi ketubuhnya, dengan cepat Frank melumat bibir sensual jalang simpanannya itu kedua tangannya sudah secara alami melakukan tugasnya sendiri menjamah tubuh seksi jalang itu.
Mereka lalu mengulang lagi kegiatan yang sudah mereka lakukan berulang kali tadi malam, suara desahan dan erangan kenikmatan terdengar dari kamar itu. Frank melupakan kewajibannya bekerja dirumah sakit yang ia tau hanya ingin melampiaskan hasratnya.
Dirumah sakit Viona sibuk dengan membaut laporan baru atas kasus yang sedang ia tangani, saat sedang sibuk tiba-tiba masuklah seorang pria yang tak diharapkan kehadirannya oleh Viona ditempat kerjanya. Karena sedang fokus Viona tak menyadari kehadiran pria yang sudah mengunci ruang kerjanya itu.
"Long time no see dokter," bisik pria itu tepat ditelinga Viona.
"Kauuuu..... " teriak viona kaget saat melihat pria yang ada dihadapannya itu.
Bersambung