Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 122 - Miss megane, sangat cantik

Chapter 122 - Miss megane, sangat cantik

Scene berganti dengan Nirvana dan Isyana berada di kafetaria sekolah. Pelayan kafetaria yang mencatat pesanan, bahkan tidak luput dari sasaran Isyana. Pelayan pun pergi setelah dikomentari oleh Isyana, dengan segala sifat toxic nya.

Hanya karena penampilan kurang bagus, sampai dikatain orang jelek. Hanya karena postur badan kurang tegak, dikatain orang tua bungkuk.

Seorang staf kebersihan sedang menyapu ruang kafe. Hanya karena kulitnya gelap, Isyana mengejeknya, sambil tertawa, tanpa dosa.

"Aku suka jijik melihat orang yang kulitnya hitam. Dasar orang gurun. Kenapa orang ini kulitnya hitam? Apakah ini yang disebut negro, ya?"

Tukang sapu terdiam sebentar dan agak cemas. Kemudian ia kembali melanjutkan rutinitasnya.

"Kenapa kamu itu senang sekali ngatain orang?" Tanya Nirvana.

"Entah, senang aja rasanya. Entah sejak kapan ku ini hobi ngatain, mungkin sejak lahir, kah." Bahkan setelah ditegur, tanpa menyesal, Isyana malah cengengesan seolah merasa sangat bahagia.

"...." Nirvana mengerutkan kening karena kebiasaan Isyana. Tertawa penuh kebahagiaan atas perasaan jengkel orang lain.

Disaat yang sama Isyana sedang menatap Nirvana. Melihat mimik tidak suka, Isyana pun merespon.

"Kenapa, gak suka? Kamu mau aku katain?" Isyana memberi raut wajah menahan tawa.

Sementara Nirvana menanggapi dengan geleng-geleng kepala. Kala menanggapi kesuraman diwajah Nirvana, Isyana semakin tertawa.

"Tertawa ria." Isyana mengatur napasnya karena terlalu banyak tertawa.

"Terus, kenapa aku disebut sebagai gebetan?" Tanya Nirvana.

Beberapa detik, Isyana nampak terkejut. Namun dalam beberapa waktu, bisa bertingkah santai.

"Itu cuma akal-akalan ku saja. Aku bosan dan malas kalau kebanyakan memberi nasihat di ruang konseling pada pelanggar aturan. Aku mau bebaskan waktuku," jawab Isyana.

"Oh, begitu," gumam Nirvana.

"Kenapa, kamu salah paham pasti? Begitulah ciri-ciri orang yang pede kalau ada cewe bilang kalau lagi ngegebet kamu? Kamu pikir aku sedang naksir kamu? Kasian banget jadi tukang khayal kaya kamu, ya." Isyana memberi nada olok-olok.

Singkat cerita mereka menikmati beberapa dish. Dan secangkir kopi.

"Kamu pecinta kopi?" Tanya Isyana.

"Iya," jawab Nirvana.

"Sudah aku duga. Dari caramu minum, aku tahu. Aku sama seperti kamu loh. Malah kadar kafein ku lebih tinggi. Kedai kopi di simpang jalan, kadar kafein nya lebih tinggi. Aku gak cukup minum kopi sekali dalam sehari," tukas Isyana.

"...."

"Aku sangat suka kopi. Aku sama sepertimu. Aku juga benci dengan minuman keras. Kita sama-sama benci minuman keras. Mari kita bersulang atas kesamaan kita, ok!"

Tau-tau Isyana sangat ceria dan mengangkat cangkirnya dengan gestur bersulang. Nirvana segera menanggapi ini, mereka bersulang.

Kemudian Isyana memberi gestur seperti berbisik, tapi dengan nada suara sangat jelas terdengar.

"Nanti kalau ada Violetta, mari kita katain dia sebagai tukang mabuk," bisik Isyana, dengan ekspresi usil.

Nirvana menyeruput cangkir kopi, piring dish sudah habis.

"Kamu tidak pakai kacamata lagi?" Tanya Nirvana.

Sementara itu Isyana menanggapi dengan, "Iya-iya, aku memakainya."

"Cantik," seru Nirvana.

Isyana membentuk raut wajah berbunga-bunga. Namun memberi komentar yang menyebalkan.

"Aku memang cantik. Tapi usaha kamu sia-sia. Jangan merayu aku dasar pria merana, pria malang, kasihan." Nada olok-olok Isyana terdengar menyebalkan.

Tidak lama, datanglah seorang profesor ataupun guru pelajaran mantra element. Ia adalah wanita yang dipertengahan dua puluh tahunan. Dengan rambut hitam, sepanjang bahu.

"Eh, ada Miss megane," ucap guru tersebut.

"Inilah kenapa aku malas memakai kacamata. Aku males kalau dikatain megane," gumam Isyana, muram.

***********

Setelah keluar dari ruang kafetaria, Isyana memperlihatkan sesuatu kepada Nirvana. Sebuah kristal tuk memanggil spirit.

"Kamu pengguna spirit?" Nirvana bertanya.

"Ini atma, namanya Orphelia sang pemusik," ujar Isyana.

"Apa spirit mu sudah ditingkatkan?" Tanya Nirvana.

"Ditingkatkan?" Isyana mengangkat bahu.

"Kamu memberi makan spirit mu dengan nyawa binatang sihir atau satwa sihir. Maka spirit milikmu semakin kuat," ujar Nirvana.

"Beritahu aku, bagaimana cara memperkuat spirit?" Tanya Isyana.

Singkat cerita, Nirvana membawa Isyana ke tenda Jeageris. Saat ini Nirvana sedang bertanya lokasi berburu kepada Starla. Mereka kini berada didalam tenda, the Boss.

"Aku pernah dengar kalau Satella punya adik kembar. Ternyata ini kembarannya, puf." Isyana seolah sedang menahan tawa.

"Jangan terlihat seperti kamu akan menertawakan ku, tidak sopan, ya!" Starla melipat tangannya, menatap sinis kepada Isyana.

"Kok, adik kembarnya terlihat lebih berwibawa?" Isyana tercengang.

"...." Starla membentuk raut wajah bangga.

"Langsung saja, kalian kesini mau apa?" Tanya Starla.

"Begini, boss, kami ingin bertanya tentang lokasi berburu," Nirvana menjawab.

"Jadi begitu, jadi begitu," gumam Starla.

Singkat cerita, mereka diantara ke sebuah field. Hutan kecil di dekat royal capital, Las Castella. Setelah melewati sarang ulat rumput, maka mereka sampai di hutan insectoid. Beberapa ulat rumput akan migrasi kehutan ini lalu berubah menjadi kepompong sebesar bola basket. Kemudian akan berubah menjadi kupu-kupu berwarna merah marun.

Kupu-kupu dengan capit setajam belati karambit.

"Kita hanya harus lakukan cara darimu kan?" Isyana memegang kertas mantra, sambil memanggil spirit atma dengan kristalnya.

"Jadi ini atma mu?" Tanya Nirvana.

"Iya, inilah Orphelia," sahut Isyana.

"Kenapa semua atma itu hampir seperti mahluk halus ya? Nirvana mengeluh.

Kemampuan awal saat atma masih level satu adalah, kemampuan tuk memproyeksikan senjata. Violetta memiliki kasus berbeda dimana senjata konseptualnya merupakan mata ke-tiga di kening spirit atma. Dengan mengatur spirit di mode pasive, Isyana memproyeksikan senjata konseptual. Senjata milik Orphelia, kini dipegang Isyana.

Kecapi emas berbentuk hati, lebih kecil dari lyra yang dipegang spirit atma, Orphelia.

Isyana memainkan teknik klan Sarasvati, yaitu instrumen magis. Sebuah lagu nina bobo yang bikin beberapa monster di hutan kecil tertidur. Isyana mengatur supaya wilayah didekatnya tidak terkena dampak musik berefek magis.

Hanya mereka bertiga yang pergi berburu.

"Kita hanya harus menggunakan kertas mantra, kan?" Isyana melirik Nirvana, memastikan prosesnya.

Nirvana mengangguk, maka Isyana memakai kertas mantra retribution untuk menumbalkan jiwa monster. Sebenarnya bukan monster, hanya satwa gaib.

Banyak kupu-kupu merah marun yang berpotensi melukai, semua tergeletak tertidur ditanah. Isyana dengan mudah memberi makan spiritnya dengan jiwa-jiwa yang tertidur itu.

"Kalau gak ada kekuatan ini, bakal ribet, kayaknya." Isyana terus maju kearah satwa gaib yang tertidur. Terus memakai kertas mantra tuk memberi makan spirit.

Cukup banyak jiwa satwa ghaib dikonsumsi Orphelia.

"Aku merasa, memakan jiwa satwa gaib ini tidak lagi membuat spirit atma ku tambah kuat," komentar Isyana.

"Ada spot yang berisi satwa gaib lainnya. Di sana bakal lebih kuat." Starla memandu proses hunting.

"Kalau begitu, satwa ghaib yang tersisa disini akan aku konsumsi," tukas Nirvana.

"Ya, silahkan. Tapi aku mau pergi duluan! Kamu nyusul aja nanti!" Isyana segera pergi ke spot lainnya.

Spirit yang Nirvana panggil yaitu Casper.

"Yo, ada apa lagi bos?" Tanya Casper.

"Waktunya hunting jiwa satwa gaib disini!" Nirvana menunjukkan para satwa gaib tertidur. Sementara itu Casper memberi gestur seperti lagi melihat santapan lezat.

Kertas mantra dipakai. Ada cahaya keperakan keluar dari tubuh satwa gaib, masuk ke tubuh Casper.

"Biasanya sebelum spirit, melalui evolusi ketingkat greater spirit mereka akan mendapat satu skill baru," ucap Casper.

"Apa kamu akan mendapatkan skill baru?" Tanya Nirvana.

"Sepertinya," kata Casper.

Tidak butuh waktu lama untuk memakan jiwa satwa gaib yang tertidur. Saat Nirvana menyusul, terkejut ketika melihat yang ada disini. Merasa hawa kedatangan, Starla menoleh.

"Ini bukan satwa ghaib, ini bintang sihir jadi hati-hati!" Starla memberi peringatan.

Wujudnya seperti lintah. Giginya seperti gerigi gergaji, tubuhnya berwarna merah, seperti warna daging. Lintah ini berjalan seperti langkah jalan kaki. Tetapi mereka datangnya dari mana-mana.

"Mereka tidak mempan dengan instrumen pengantar tidur?" Isyana Sedikit resah.

Starla segera melemparkan mantra pyromancy dengan dengan cekatan. Menghalau monster lintah yang berdatangan. Monster lintah punya tubuh sebesar kambing dewasa.

"Mereka lemah api!" Starla terus melempar bola api.

Reflek, Nirvana melempar api pyrokinesis. Api berwarna biru ini tidak membunuh lintah dalam satu serangan. Tapi mereka tak berdaya setelah sekali terkena pyrokinesis berwarna biru.

Isyana pun mulai memakai kertas mantra. Perburuan terus berlanjut tanpa cidera sedikitpun. Singkat cerita, perburuan selesai dengan spirit Orphelia bertambah kuat.

"Aku merasa sedikit lebih kuat nih," ucap Isyana.

"Sudah mau pulang?" Tanya Starla.

"Iya," sahut Starla.

Singkat cerita mereka kembali ke akademi sihir. Hari telah sore, lalu mereka berjalan di koridor.

"Kamu kesini mau apa? Numpang tinggal gratisan?" Baru tiba, Isyana udah ngatain Nirvana.

"Ya ampun, sedikit-sedikit toxic kambuh," protes Nirvana.

Isyana hanya menanggapi dengan tertawa puas. Tertawa ria seolah tanpa merasa dosa. Memamerkan giginya yang putih kala tersenyum puas setelah menertawakan.

"Jangan sungkan untuk bulang, aku mau numpang hidup." Baru saja berhenti tertawa, Isyana sudah menertawai lagi.

"Ampun," keluh Nirvana. Namun Isyana malah tidak berhenti untuk menertawai dan meledeknya.

Hingga pada akhirnya berpapasan dengan ibu kepala sekolah.

"Wah, siapa ini?"

Raut wajah Isyana sedikit terkejut ketika berpapasan dengan Minerva.

"Wah gawat," bisik Isyana.

"Wah, ada nyonya kacamata. Miss megane, selamat sore." Minerva meledek penampilan Isyana yang memakai kacamata.

"Memangnya, ada apa dengan kacamata?" Isyana menatap sinis, memberi nada jutek.

"Dulu ada orang yang suka ngatain orang berkacamata. Ternyata kamu juga pake kacamata. Cie ... ngatain dirimu sendiri," Minerva bergurau.

"Kamu--"

"Dasar, Miss Megane."

Isyana mengepal tangan karena komentar Minerva. Minerva terus memanggil Isyana dengan Miss megane dengan nada olok-olok.

"Dasar blonde semok, dambaan laki-laki bejat," ucap Isyana.

Seketika Minerva terdiam. Minerva mengerutkan kening. Ia mengepal tangannya, merasa sangat jengkel.

"Berantem yuk!" Minerva menatap sinis.

"...." Tersenyum sarkastik, Isyana mengangkat tangan.

"Sampai nanti, ratu toxic! Miss megane!" Membuang muka dan melambaikan tangan. Minerva meninggalkan Isyana.

"Hehehehe."

"Sifat toxic mu sumber segala perselisihan tau!"

"Iya, iya, iya."

Isyana tertawa puas setelah sukses ngatain Minerva. Hobi toxic yang terlampiaskan membuat mood nya Isyana meningkat drastis. Nirvana menasehati, Isyana menanggapi dengan masa bodoh.

"Hobi kok ngatain orang? Minerva sudah baik kepadamu disaat masa sulit mu," protes Nirvana.

"Iya, iya, iya, cerewet sekali," sahut Isyana, dengan gestur masa bodoh.