"Jangan menangis honey, aku tidak memperkosa kamu, aku hanya meminta hak sebagai suami," kata Bara dingin membelai wajah Dila dengan lembut.
"Jalankan kewajibanmu!"
Bara puas mendominasi, Dila tak berkutik dibawah kungkungannya.
"Relax sayang, mari kita nikmati surga dunia."
"Bara jangan lakukan ini. Kasihani aku...Hiks....Hiks.... Aku berjanji akan tutup mulut dan akan menuruti permintaanmu."
"Ssssssttttt," telunjuk Bara mendarat di bibir Dila.
"Jangan banyak bicara, mari kita mulai. Malaikat akan mengutuk kamu sampai pagi jika tidak melayani suamimu di ranjang."
"Bara, please....bermurah hatilah. Aku tidak akan melupakan jasa kamu seumur hidup jika melepaskan aku."
"Sesuatu yang sudah terjaga, harus ditidurkan Dila. Dia tidak bisa tidur begitu saja jika tidak ada pelepasan," ujar Bara melihat selangkangannya yang mengacung tinggi.
"Ajaib, dia bangun karena kemarahanmu, tugasmu menidurkannya."
Bara kembali membenamkan mulutnya ke mulut Dila.