Rere mengemasi pakaiannya yang tergeletak tak berdaya di lantai. Gadis menutupi tubuhnya dengan selimut tipis. Jalannya tertatih karena dibawah sana masih sakit. Rere bahkan sampai meringis, namun ia tahan. Berjalan menuju kamar mandi. Rere memakai pakaiannya. Hanya sebentar di kamar mandi, ia segera keluar. Tanpa permisi dan menatap wajah Mr X, ia pergi.
"Tunggu." Mr X menahan Rere.
"Ada apa?" Rere berusaha tegar. Menahan air mata agar tidak tumpah. Benar-benar apes. Niat hati ingin menolong sang CEO namun malah mengalami nasib sial. Keperawanan dirampas dengan pria yang bukan suaminya. Setelah mahkotanya terampas sang pria malah menuduhnya yang tidak-tidak. Ia dituduh dengan keji.
Rere merutuki kebodohannya. Andai saja ia tidak menolong Mr X mungkin nasib buruk ini akan menimpanya. Bagaimana dengan kekasihnya jika tahu? Rere merasa sesak teramat sesak.
"Kamu orang Indonesia?"
"Apa pedulimu?" Lirih Rere menatap nanar.