Mata Bara memerah karena menahan amarah. Sakit di tangannya belum apa-apa dengan sakit yang ia rasakan di ulu hatinya. Kenyataan yang ia ketahui sangat menyesakkan dada. Kinanti masih saja diam, sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Bara semakin penasaran apa saja yang diketahui perempuan itu. Setidaknya perempuan itu akan membuka tabir masa lalunya.
"Kinan bicaralah!" Teriak Bara mengguncang tubuh perempuan itu. Sampai kapan pun Bara tidak akan pergi dari kamar ini sebelum mendengar semuanya.
Kinanti hanya diam dengan bibir gemetar. Perempuan itu sebenarnya takut melihat Bara yang brutal bak monster. Sisi kelam seorang Aldebaran ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Melihat tangisan Bara juga membuatnya iba. Perempuan itu tak menyangka jika Bara bisa serapuh itu. Serigala gurun itu lemah jika menyangkut istrinya. Kinanti sadar jika cinta Bara pada istrinya sangat besar. Sekuat apa pun Bara, pria itu akan lemah jika menyangkut istrinya.