Dian menatap Zico sekilas. Berpikir apakah aman jika bicara dengan Zico.
"Jika lo ragu ngomong sama gue nggak usah aja ngomong. Gue nggak maksa lo buat ngomong kok." Zico mengerti keraguan Dian. Wajar saja Dian belum bisa terbuka dan ceplas-ceplos padanya karena mereka baru saja berbaikan.
Setelah masa-masa kelam yang mereka lewati, suatu keajaiban dunia untuk Zico bisa berbaikan dengan perempuan yang pernah ia perkosa hingga melahirkan Alvin ke dunia.
"Maksud lo?" Dian tiba-tiba tergagap. Zico bisa membaca pikirannya.
"Lo nggak nyaman kan cerita sama gue masalah Bara?"
Dian tertawa menutupi rasa malunya. Sudah berulang kali Zico bisa menebak ekspresi wajahnya. Entah laki-laki itu terlalu pintar atau dia punya ilmu untuk membaca hati seseorang.
"Lo cenayang atau punya ilmu kebatinan Zi?" Dian semakin akrab dengan ayah biologis Alvin. Dia memanggil Zico seperti Lona memanggilnya.