"Aku hanya ingin memeluk adikku dan memberikannya semangat," ucap Naura lirih.
Rasa penasaran Dian semakin memuncak.
"Ada apa sebenarnya uni?" Dian tak sabaran.
"Kamu dari rumah sakit Harapan bukan?"
"Maksud uni apa?" Tangan Dian gemetar. Dian bukannya takut ketahuan oleh polisi namun tak ingin Naura mengetahui siapa dia sebenarnya. Wanita yang sangat kejam dan berbahaya.
"Terjadi kehebohan besar di rumah sakit Harapan. CEO kami dianiaya seorang wanita terluka parah dan bahkan tangan kanannya harus di operasi. Ada keretakan di telapak tangannya dan tulangnya berpindah posisi." Naura bersedekap menunggu reaksi Dian.
"Lalu apa hubungan dengan aku?"
"Tentu saja ada hubungannya Dian."
"Jangan bilang uni menjebakku dan polisi sudah menungguku di bawah." Dian berdecak kesal dan bersiap menyerang Naura.
"Ucapanmu barusan sudah membuktikan jika kamu yang melakukannya pada Zico."
"Aku tidak melakukannya." Dian membantah.
"Aku tidak menjebakmu Dian. Aku malah bersimpati padamu."