Dila bernapas lega karena Bara telah datang menjemputnya. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Bara molor menjemputnya hingga satu jam.
Untung saja Dila tak marah dan mengerti kondisi suaminya. Bara sudah wanti-wanti jika istrinya akan marah karena ia tak tepat waktu.
"Maafkan lama sayang," ucap Bara meminta maaf. Bara mencium tangan istrinya.
"Tidak apa-apa," balas Dila memberikan senyum terbaiknya untuk sang suami. Dila menyadari jika ia telah memiliki perasaan pada pria yang telah berstatus suaminya.
"Aku merindukanmu," ucap Bara mencium pipi Dila.
"Sayang masih dalam mobil." Dila mengingatkan.
"Maaf." Bara terkekeh. Bara membanting stir meninggalkan kantor Dila. Mereka akan pulang ke rumah di Danau Teduh.
"Bagaimana hasilnya?"
"Hasil apa?" Bara melirik Dila sebentar lalu menatap lurus ke depan. Bara sedang menyetir jadi harus fokus.
"Demo masyarakat Dharmasraya masalah tambang itu."