Kami telah selesai mengangkat barang-barang dari mobilku. Waktu shalat Zuhur sudah masuk. Kami ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Hatiku merasa tentram dan damai berada disini. Suara muazin menggetarkan hatiku. Sudah lama aku tidak pernah bersujud. Aku telah jauh dari Tuhan dan terlalu sibuk dengan dunia.
Aku merasa bangga dan kagum ketika tahu yang mengumandangkan azan adalah anakku. Alvin terlihat gagah dan berwibawa. Aku melihat sosokku dalam karakter yang berbeda. Keluargaku tidak pernah mengajarkan kami dengan agama yang kuat. Sibuk dengan kesibukan masing-masing.
Terima kasih Dian. Kamu telah membesarkan anak kita dengan baik. Kamu arahkan dia ke tempat yang baik agar dia tidak meniru sifat bajinganku. Aku terharu dan terkesan. Anak-anak pesantren dan para guru melihat ke arahku. Pasti mereka bertanya-tanya kenapa aku menangis.