"Apa?" G kaget Dian menatapnya dengan tajam.
"What's wrong Mr G?"
"Sorry. Mari kita bicarakan bisnis," ujar G mengalihkan perhatian.
"Silakan diminum kopi dan cemilannya G, Mike." Dian mempersilakan G untuk mencicipi minumannya.
"Mike minum kopinya." G memerintahkan Mike meminum kopi yang dibawakan Dian.
Kau memang sangat menarik dan mempesona sayang. Aku semakin ingin memilikimu dan ingin menjadikanmu permaisuri di hatiku. Bisik G ketika menyeruput kopinya.
Dian menghembuskan napas panjang tak tahu merasa bangga atau kesal pada G. Dian bukannya tidak tahu jika G tertarik padanya. Dian bukanlah anak kemarin sore yang masih polos dan tidak tahu apa-apa jika ada pria yang tertarik padanya. Cara G melihat dan memperlakukannya menyiratkan jika menyukainya.
Dian sangat aneh dan heran kenapa bisa cepat akrab dengan G dan bahkan pria itu mempercayainya untuk melakukan investasi di Bara Company. Mereka baru berkenalan di taplau ketika pria itu menabraknya.