Pria itu terus melihat tindak tanduk Dian. Dia jadi tertawa sendiri mengingat Dian belanja bahan masakan padahal ia tinggal seorang diri. Tebersit keinginan dalam hatinya suatu hari nanti bisa mencicipi masakan Dian. Matanya tak berkedip menatap Dian. Bersembunyi dibalik hodie dan masker agar tak ada yang melihat wajahnya. Pria itu gemetaran kala Dian melihatnya. Ia menundukkan kepala dan buru-buru pergi sebelum ketahuan.
Pria itu tak melihat jalan ketika lari sehingga ia menabrak Fatih yang kebetulan juga sedang berbelanja. Dian tersenyum menatap Fatih.
"Kak hati-hati," teriak Dian mengingatkan.
Si pria pun menyadari jika senyuman Dian bukan untuknya tapi untuk Fatih. Timbul kebencian dan kemarahan pada dirinya, merasa miliknya direbut. Pria itu menyenggol perut Fatih hingga ia merintih kesakitan lalu pergi begitu saja.
"Aneh lo paja ko. Dasar indak punyo utak. Alah jaleh menyenggol urang indak pulo mintak maaf. Main pai se," ucap Fatih dalam bahasa Minang.