"Lo enggak tanya sama Clara kemana Samir? Kenapa dia menghilang?"
Egi berpikir keras. Dia juga heran kenapa Samir tidak menampakkan batang hidungnya setelah ia mengancam Egi dan menjadikannya pelaku pembunuhan Dila. Egi berpikiran jika ancaman Samir hanya sekedar gertakan saja dan dia tak serius bisa melakukannya.
"Kenapa lo diam saja? Tidak merasa aneh Samir tidak datang mengancam lo lagi?"
"Apa? Darimana lo tahu?"
"Seharusnya lo bilang makasih sama Clara."
"Kenapa gue harus mengucapkan terima kasih sama Clara?"
"Jika bukan karena Clara mungkin lo sudah di penjara. Lo enggak cerita Ra?" Dian menoleh pada Clara.
"Enggak. Gue belum cerita ke dia," balasnya merapikan rambut ke belakang telinga.
"Baiklah karena Clara belum cerita mari gue cerita." Dian mengambil posisi duduk. Ia juga memutar kursi roda Egi agar berhadapan dengannya.