Bara dan Dian baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Australia. Bara menunggu bagasi seraya main games di ponsel. Masih ada waktu lima jam sebelum keberangkatan mereka ke Perth, Australia.
Bara memutuskan untuk tetap di bandara menunggu penerbangan selanjutnya karena jika ia pergi dari bandara takut waktunya tidak terkejar karena terjebak macet.
Dian sibuk dengan ponselnya seraya menghubungi seseorang. Dian mempunyai rencana yang harus diselesaikan sebelum pergi ke Australia.
"Bos aku akan menyusul untuk penerbangan besok harinya, lebih baik bos saja yang pergi dulu."
"Kenapa begitu Dian? Kenapa kau harus menyusul? Kenapa tidak pergi sama-sama?"
"Karena aku ada keperluan penting bos dengan keluargaku. Kemudian Alvin lagi sakit di pesantren. Katanya dia merindukan aku," kata Dian berbohong.
"Alvin adikmu?"
"Iya bos. Dia katanya merindukan aku."
"Sudah seharusnya dia merindukanmu. Kalian sudah lama tidak bertemu."