"Apa maksud perkataan kamu?" Sorot mata Bara tajam menatap sang istri.
"Jika kamu tidak menjawab pertanyaanku, aku tak segan melepaskan pakaian kamu," ancam Bara bak vonis di telinga Dila.
"Jangan mengancamku Bara. Kalau sekedar mengancamku buka baju, buka saja. Lagian kejantananmu tidak bangun. Kalau kamu normal ketika aku menindihmu, sesuatu dibawah sana sudah bangkit," bisik Dila tajam di telinga Bara.
"Kau!" Gigi Bara bergemeletuk menahan marah.
"Kenapa?" Dila membusungkan dada menantang sang suami.
"Jangan buat aku khilaf Dila," ancam Bara.
"Khilaf? Mana mungkin kamu bisa khilaf di rumahku?"
"Jangan memancing emosiku. Aku bisa khilaf yang tidak bisa kamu sangka sebelumnya."
"Khilaf apa? Memperkosaku lagi?"
"Aku tidak memperkosa kamu," bantah Bara geram. "Aku hanya meminta hakku sebagai suami. You are mine. Kamu dan tubuhmu milikku sejak kita akad nikah."