Kenyataannya, David tak selalu bisa menemani Ayu. Setelah sampai di Mansion, ia mendapat telepon dari seseorang, yang mengatakan bahwa ia harus ke Jerman. Saat itu juga. Ayu tidak keberatan. Toh masih ada Liz dan adiknya, Vano, yang ternyata sangat ganteng itu. Lumayan buat cuci mata. Ibu hamil kan musti lihat yang segar-segar biar anaknya kelak juga seger.
Setelah merenung semalaman Ayu pun memutuskan bertemu Andrew, tunangan Ayu, di apartemen-nya. Dia harus memberitahukan segalanya. Ayu sebenarnya takut. Bagaimanapun, mereka sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Dan semua orang selalu mengira mereka saling mencintai.
Ayu memang menyayangi-nya, tapi lebih kepada teman. Tidak lebih. Karena sikap Andrew yang selalu baik padanya. Andrew pun, bila sedang berdua dengan Ayu, terlihat tak terlalu memusingkan, apakah Ayu mecintai-nya atau tidak. Memberikan kesan, bertunangan dengan Ayu, hanyalah kewajiban yang harus di tepati.
Bel apartemen berbunyi dan Ayu langsung membukanya. Di sana, Andrew yang terlihat kesal karena Ayu memaksa datang, sehingga dia pulang lebih cepat dari tempat kerja. Setelah masuk dan mengambilkan minum untuk Andrew, Ayu duduk dengan gelisah di hadapannya.
"Kamu kenapa? Kok gelisah gitu?" Andrew bertanya, karena sedari tadi, ia terus mengamati sikap Ayu.
"Mmm ... Drew, sebelumnya aku minta maaf. Aku ...."
"Apa?" Andrew bertanya heran. "Kamu melakukan kesalahan?"
Ayu menunduk tak tega mengatakannya pada Andrew. "Aku ingin kita putus." Ayu berucap lirih.
"Maksudnya?" Andrew mencoba memastikan pendengarannya.
"Aku mau pernikahan kita di batalkan."
"Jangan bercanda, Yu. Gak lucu tau gak? Kita bukan anak SMA yang putus nyambung." Andrew cemberut.
"Aku gak becanda Drew ... aku udah gak bisa jadi tunanganmu lagi. Aku tau ... aku egois. Please ... kita memang harus ... putus."
"Beri satu alasan kuat, kenapa kita harus mengakhiri pertunangan kita yang sudah berjalan dua tahun," tanya Andrew sambil bersedekap.
"Aku ... Sorry, but I really can't telling you. Intinya kita gak bisa bersama lagi."
"Apakah aku punya ... atau bikin salah ke kamu, Yu?" Andrew bertanya lagi.
"Nope. Kamu gak salah. Justru aku yang bikin salah ke kamu."
"Kamu? Yang bikin salah? Hold on. Jangan bilang, kalau kamu selingkuh." Andrew bertanya tajam. Ayu diam, tapi tubuhnya menegang. Dan walau Ayu diam Andrew tau jawabannya benar.
PYARR.
Gelas minum di hadapan Andrew langsung hancur karena di banting.
Andrew menggebrak meja keras. "GUE KURANG APA, HA?! ELO MINTA KULIAH GUE IZININ. ELO MINTA PERNIKAHAN DI TUNDA, GUE KASIH. TERMASUK ELO YANG PENGEN KERJA DULU, JUGA GUE TURUTIN. GUE KURANG APA LAGI?!?!"
Ayu tersentak. Baru kali ini dia melihat Andrew marah dan membentaknya. "Andrew maaf, aku tau aku salah tapi aku gak sengaja. Sumpah."
"MANA ADA SELINGKUH GAK SENGAJA??? SIAPA COWOK ITU?? KERJA DI MANA?? BIAR DIA GUE KASIH PELAJARAN!!!"
Ayu semakin takut melihat kemarahan Andrew, dia meringkuk di sofa sambil menangis ketakutan. Sedang Andrew mengamuk sambil memecahkan apapun yang ada di dekatnya. Vas keramik, kaca, piring bahkan meja dan sofa dia tendang dan banting hingga tak tentu letaknya. Setelah puas mengamuk, Andrew mengusap wajahnya dengan frustrasi lalu menghampiri Ayu.
"Sekarang juga, gue minta lo putus dengannya, dan gue bakal lupain semua pengkhianatan lo. Asalkan kita menikah secepatnya," Kata Andrew tajam sambil mencengkram kedua pundak Ayu.
Ayu menatap wajah Andrew yang merah padam. Ia semakin takut. "Aku ... gak bisa Drew ...." Ayu menjawab sambil sesenggukan.
PLAAAKKKK!!!
Sebuah tamparan mendarat dipipi mulus Ayu. Membuatnya sampai terlempar kesamping saking kerasnya.
"GUE BILANG PUTUSIN DIA!!! JANGAN BIKIN GUE MAKIN KESAL!!"
"AAAWWW!!!! Sakit Drew ...." Ayu berdiri karena Andrew merenggut rambutnya, lalu menariknya ke atas.
"Sekali lagi lo ngebantah. Gue bakal berbuat lebih kasar dari ini."
Ayu menagis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Air mata sudah membanjiri wajahnya.
"Apa susahnya mutusin dia!? lo cinta banget ama dia?!?!" Bentak Andrew makin kasar.
"Aku nggak cinta dia, Drew ...."
"Kalo elu gak cinta, kenapa elu gak mau putusin dia?!?!" Andrew semakin geram.
"Karena aku ... Aku hamil Drew ..." Ayu menjawab dengan mata terpejam.
PLAKKKKKKK.
Kali ini tamparan yang lebih keras, membuat Ayu sampai jatuh tersungkur di lantai dan pinggangnya membentur sofa.
"DASAR JALANG!!!! TERNYATA ADA ORANG YANG UDAH NGINCIPIN LO???? JADI KALAU SEKARANG GILIRAN GUE, GAK MASALAH DONG. TOH LO PASTI UDAH BIASA NGLAYANIN COWOK KAN?!" Andrew mulai mendekat dan membuka kancing bajunya.
Ayu menggeleng panik. "Jangan Drew ... Gue bukan cewek kayak gitu."
"Cih!!! Sekali jalang, tetep aja jalang. Gak usah munafik!!" Andrew tiba-tiba sudah mencengkeram kedua tangan Ayu dan mulai menciuminya kasar.
Ayu berusaha memberontak sekuat tenaga. Walau usahanya tak membuahkan hasil. Sedang Andrew yang sudah dibutakan kemarahan tak memedulikan teriakan Ayu. Dia bahkan sesekali memukul dan menampar Ayu karena Ayu terus-terusan memberontak. Saat Andrew merobek bajunya, Ayu menjerit sekuat tenaga. Dan tak sia-sia, ternyata jeritannya terdengar oleh dua pengawalnya dari luar apartemen. Mereka sudah curiga karena ada cowok masuk tapi tidak keluar.
Ayu sudah pasrah saat tiba-tiba tubuh Andrew di tarik oleh pengawalnya dan langsung di hajar. Ayu berusaha menutupi tubuhnya dengan bajunya yang sudah robek. Dia tak peduli apa yang dilakukan bodyguardnya pada Andrew. Ayu merasa sakit di sekujur tubuhnya karena pukulan dan cengkraman Andrew. Ayu hanya memegangi perutnya dan mengusapnya pelan sambil menangis tersedu-sedu. Berharap bayinya kuat dan tidak kenapa-napa.
******
Ayu terbangun dari tidurnya dan melihat Sandra sudah tidak ada di sampingnya. Dia lalu teringat kejadian kemarin. Saat Andrew hampir memperkosanya. Ayu tak menyangka, bahwa Andrew bisa sekasar itu pada wanita. Untung Ayu tidak jadi menikah dengannya. Kalau iya, mungkin nasibnya akan sama seperti Ibunya yang dikasari setiap membuat kesalahan. Ayu melihat ke kamarnya yang sudah bersih dan rapi. Pasti Sandra yang membersihkan.
Setelah berhasil membungkam bodyguardnya agar tak memberitahukan kejadian itu pada David, Ayu menghubungi Sandra. Karena dia butuh wanita yang mengerti dirinya. Bukan laki-laki yang akan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan semua masalah.
Ayu tahu, David pasti akan langsung terbang kembali ke Indonesia, jika mengetahui keadaannya. Tapi untunglah kejadian kemarin tak berakibat fatal pada janinnya. Ayu hanya memberitau David dia sudah mengakhiri hubungannya dengan Andrew. Dan Ayu ingin menyusul David saja tinggal di Jerman.
Saat keluar dari kamar di meja sudah tertata berbagai makanan. "Mbak, makan dulu. Kasian ponakanku pasti dari kemarin belum makan."
Ayu tersenyum dan langsung bergabung dengan Sandra. Kadang Ayu merasa walau dia Kakak, tapi Sandra memiliki sifat yang lebih dewasa darinya.
Setelah sarapan, Sandra membersihkan semuanya dan langsung pulang karena tidak enak pada suaminya jika kelamaan keluar. Tapi Sandra janji akan segera mengunjunginya lagi.
Ayu langsung kembali ke Mansion Kakaknya begitu selesai membereskan semua barang di apartemennya. Dia harus bertemu Mbak Bella besok. Mengantarkan surat pengunduran dirinya. Dan tentu saja membayar denda karena keluar sebelum kontrak kerja habis.