Chereads / Marrying My CEO / Chapter 26 - About Him

Chapter 26 - About Him

Sammy menidih tubuh putih mulus Evalina melumat bibir perempuan itu dengan rakus, menenggelamkan wajahnya diantara kedua payudara indah sang kekasih cukup lama.

Keduanya terlihat bahagia karena percintaan panas dan panjang mereka.

Mereka masih dalam keadaan naked.

"Kamu ngindep di sini aja ya,Boo." Ujar Evalina mengusap bibir bawah pacarnya.

Sammy mengangguk, kelima jari pria itu meremas payudara kanan Evalina lalu tersenyum menatap wajah cantik Evalina.

"Aku suka banget sama gunung kembar kamu dan cuma aku yang boleh sentuh karena ini punya aku,asal kamu tahu ya. Kamu itu perempuan satu-satunya yang bikin aku jatuh cinta, Ay." Sammy berbisik.

"Dasar gombal." Evalina tersipu malu.

Memukul gemas dada bidang pria itu.

Keduanya berciuman penuh gairah, Sammy meninggalkan banyak tanda sekitar leher dan kedua dada perempuan itu.

"Terimakasih ya buat kalung berlian plus iPhone 11 pro-nya." Lanjut perkataan perempuan itu melingkarkan kedua tangannya pada leher pria tampan juga bertubuh sempurna tesebut.

"Anything for you."

"Kamu dapat uang dari mana si?Boo." wajah Evalina terlihat penasaran sekaligus bingung.

Sammy kembali tersenyum, membelai rambut pacarnya penuh kasih sayang.

"Aku punya job side dari situ aku bisa nabung untuk masa depan aku dan biaya kita nikah nanti"

Kedua mata perempuan itu terbelalak, "Menikah."

"Iya, nanti pas tabungan aku udah banyak kita bakal menikah dan bulan madu ke luar negeri,oke." Sammy kembali mengecup bibir pacar tersayangnya tersebut.

"Jangan buang-buang uang, Boo. Uangnya mending diinvestasiin plus ditabung."

Sammy mengelus pipi Evalina, "That's what i did, Babe."

-

-

-

"Kau sedang masak apa?" Tanya Alfando saat melihat Monika tengah sibuk membuat sesuatu.

Tanpa menoleh pada Alfando, perempuan itu masih fokus mengaduk.

"Nasi kari."

"Nasi kari." Beo Alfando meninggikan kedua alis.

Pria itu berjalan menghampiri istrinya yang tengah sibuk di dapur.

"Aku harap rasanya enak, meski sejujurnya aku tidak yakin."

Jelas sekali kalimat terakhir pria itu bermakna meremehkan.

Tak mempedulikan ledekan pria itu, Monika masih sibuk membuat kari.

"Nanti malam, aku ada dinner bersama Radit." ucap pria itu jujur.

Ingin tahu reaksi perempuan itu.

Monika terkejut pada awalnya namum kembali bersikap biasa.

Mengambil sendok mencicipi kari dalam panci.

"Kenapa kau mengatakannya padaku?" Monika terlihat bingung menoleh pada sang suami.

Menggerutkan dahi.

"Hanya ingin mengatakannya saja."

Jawab Alfando bersikap santai, Membuka kulkas dan mengambil sebuah apel lalu memakannya.

Monika melanjutkan pekerjaannya, menggelengkan kepala.

Jelas sekali senyuman kecut tergambar pada bibirnya sekarang.

"Mengapa kau tersenyum seperti itu?"

Monika menggelengkan kepala bertanda agar pria itu tak perlu membahasnya. "Kalau begitu aku boleh mengundang sahabat-sahabatku untuk makan malam di sinikan?"

Alfando menganguk setuju, "Tentu saja tak masalah, Aku akan menonton Tv panggil aku saat nasi kari-nya sudah siap."

Monika memutar kedua matanya, "Kau tak perlu khawatir, aku tak mungkin makan nasi kari seorang diri"

25 menit kemudian.

Monika tersenyum lega setelah selesai menata meja dengan masakan andalannya pagi ini, yaitu nasi kari ayam beserta jus buah segar.

"Makanan sudah siap." Ujar Monika akhirnya.

Alfando beranjak dari sofa ,berjalan menuju meja makan.

Mencium aroma kari kemudian duduk manis.

Monika duduk disamping pria itu.

Mengambilkan sepiring nasi kari dan segelas jus buah untuk suaminya tersebut.

Seperti biasa tak ada pujian terlontar jika masakan Monika enak tapi pria itu akan langsung mengkritik pedas jika masakan Monika dirasa tidak oke.

Dan pria itu makan dengan pelan seperti biasa.

Hari ini mood pria itu terlihat baik jadi Monika memberanikan diri mengungkapkan pertanyaan dalam benaknya.

"Boleh aku bertanya lagi?itu juga jika kau tak keberatan."

"Tentang?" Tanya balik Alfando singkat.

"Saudara kembarmu."

Tak ada jawaban dari pria itu tapi Monika mencoba memberanikan diri,berharap pria itu tidak marah.

Alfando masih dengan sikap tenang memakan kari.

Monika meminum jus buah agar lebih santai, berdehem.

"Siapa nama saudara kembarmu?Apa dia seorang pria atau perempuan? "

"Kau juga akan mengetahuinya nanti." jawab Alfando santai.

Monika mengangukkan kepala,

"Apa aku juga bisa bertemu dengan mertuaku?" kali ini Monika memperkecil volume suara.

Alfando mengecek ponsel, membalas chat masuk, terlihat senang.

Meletakan kembali iPhone 11 pro max-nya dalam kantong celana.

"Dad tinggal di luar negeri bersama suaminya dan Mom tinggal diluar kota, jadi aku akan akan memperkernalkanmu dengan Mom dan saudara kembarku terlebih dulu."

"Jadi ayahmu sudah menikah lagi, Bagaimana dengan ibumu?maaf karena aku cerewet."

Alfando meminum jus buahnya, menatap tajam Monika.

Pria itu mulai terlihat BT tapi masih mengontrol diri.

"Aku rasa sebaiknya kita tidak perlu membahas persoalan ini selagi sarapan."

Lagi... Lagi.. Monika menganguk tak berdaya.

"Baiklah,kau benar."

-

-

-

Monika terkejut saat melihat sekumpulan foto Alfando bersama saudara kembarnya, wajah mereka sama sekali tidak mirip.

Penampilan saudara kembar Alfando jauh lebih manly dan memiliki tubuh tegap meski tidak atletis seperti Alfando.

"Kami bukan kembar identik, Alfian lahir 5 menit lebih cepat dibanding aku dan dia Straight."

Kalimat terakhir Alfando membuat Monika merasa lega, bukan kenapa-kenapa Monika merasa miris saja jika kakek-nenek harus mempunyai dua cucu menyimpang.

"Kakek-nenek sangat menyanyanginya, Mungkin melebihi rasa sayang mereka padaku" Alfando menyeringai.

"Jangan berkata begitu, kakek-nenek pasti sangat mencintai kalian berdua." ujar Monika mengusap bahu pria itu.

"Kapan terakhir kau bertemu dengan Alfian? Dilihat dari semua foto, hubungan kalian terlihat dekat dan akrab."

"Satu tahun lalu, dia memergokiku bercinta dengan Radit kemudian memukulku penuh emosi dan menghajar Radit hingga babak belur lalu mengusirnya." Alfando kembali menyeringai.

Jujur dia merasa sakit setiap kali mengingat hal itu.

"Kami bertengkar hebat, dia marah besar bahkan setelah aku menjelaskan alasannya itu tak mengubah situasi. Kau tahu apa yang membuat aku sakit?saat melihanya menangis. Itu kali kedua dia menangis setelah mengetahui Dad lebih memilih bercerai dengan Mom dan pergi meninggalkan kami untuk pria itu!!"

Bbbbhrrrrukkk...

Penuh emosi Alfando melempar gelas jusnya ke dinding hingga menjadi serpihan beling, meneteskan air mata.

Monika syok saat pria itu melakukan tindakan tak terduga tersebut, menyaksikan untuk kali pertama pria itu menangis,entah mengapa Monika merasa ikut sedih.

Alfando tertunduk.

Kembali melanjutkan cerita.

"Dan Alfian berjanji tidak akan membocorkan persoalan ini pada siapapun,memintaku agar tidak melakukan hal sama seperti yang dilakukan oleh Daddy yaitu menikahi seorang perempuan untuk menutupi status seksualku lalu meninggalkan istriku begitu saja."

Pria itu menegakkan kepalanya, menoleh pada Monika.

Tertawa kecut, "Tapi aku tak mampu memenuhi permintaannya."

Tbc